POPTI Batang dan Duta Genre Ajak Zero Thalassemia

Batang - Puluhan remaja yang tergabung dalam Generasi Berencana (Genre) duduk melingkar, mata mereka tertuju pada seorang dokter yang tengah menjelaskan sesuatu yang bagi sebagian besar dari mereka masih terasa asing: thalassemia.
Batang - Puluhan remaja yang tergabung dalam Generasi Berencana (Genre) duduk melingkar, mata mereka tertuju pada seorang dokter yang tengah menjelaskan sesuatu yang bagi sebagian besar dari mereka masih terasa asing: thalassemia.
Bagi
publik, mungkin penyakit genetis kelainan darah ini tidak sepopuler stunting
atau HIV/AIDS. Namun, bagi para orang tua yang tergabung dalam Perhimpunan
Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Batang, isu ini adalah
perjuangan hidup-mati. Dan menemukan jalan masuk untuk mengedukasi para remaja,
calon orang tua masa depan, selalu menjadi tantangan besar.
“Selama
ini kami bingung bagaimana bisa masuk ke kalangan remaja. Ternyata lewat Genre,
jalan itu terbuka,” kata dokter spesialis anak RSUD Batang sekaligus Pembina
POPTI Batang Tan Evi, saat ditemui di Pendapa Perumahan Kalisalak, Kabupaten Batang,
Sabtu (27/9/2025).
Dari
Inklusi Menuju Edukasi
Pertemuan
yang mengharukan ini terjadi dalam agenda bertajuk Genre In Action: Inklusi
dalam Karya Penuh Makna. Acara ini digagas langsung oleh Forum Genre Jawa
Tengah dan memilih Batang sebagai lokasi karena melihat komunitas remajanya
yang dikenal aktif dan berdaya.
Bidang
Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Jateng Evi Nurhikmawati
mengatakan, ada pesan mendalam yang ingin disampaikan.
“Anak-anak
Genre ingin menekankan bahwa semua remaja berhak mendapatkan literasi yang
sama, tanpa diskriminasi. Termasuk teman-teman sebaya dengan kondisi khusus.
Jadi mereka tumbuh bersama, belajar bersama,” jelasnya.
Sesi
edukasi kesehatan bukan satu-satunya agenda. Ada pula penguatan mental serta
pelatihan keterampilan praktis, seperti membuat lilin dan gantungan kunci.
Tujuannya, memantik semangat kemandirian remaja, terutama bagi penyintas.
Bukan
Hanya Fisik, Tapi Soal Semangat
Isu
thalassemia memang tak hanya berkutat pada medis. Ada beban psikologis dan
sosial yang harus ditanggung para penyintas.
Ketua
Forum Genre Jateng asal Batang Muhammad Khatibul Umam menyampaikan, anak-anak
penyintas thalassemia harus transfusi darah seumur hidup. Itu berat, tidak
hanya bagi mereka, tapi juga keluarganya. Baginya, kegiatan ini punya makna
penting sebagai dukungan moral.
“Kegiatan
seperti ini memberi dukungan moral agar mereka tetap bersemangat mengejar
cita-cita,” tuturnya.
Sementara
itu peserta Duta Genre Jateng asal Batang Najwa Ulinuha mengaku, baru
mengetahui detailnya dari acara tersebut.
“Awalnya
saya bahkan baru dengar. Ternyata ini penyakit genetis yang bisa dicegah lewat
skrining sebelum menikah. Edukasi ini penting agar remaja lebih peduli,”
ungkapnya.
Sebanyak
30 remaja dari Kabupaten Batang dan Jawa Tengah bersepakat, keterlibatan mereka
ini adalah langkah kecil yang diharapkan bisa menggugah perhatian banyak pihak.
Dengan semangat kolaborasi, mereka mengimpikan cita-cita besar Zero Thalassemia
di masa depan. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)