Teken PPTI Senilai Rp1,5 Triliun, KEK Industropolis Batang Gaet Investor Baterai LBM
Batang - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang kembali menegaskan reputasinya sebagai magnet investasi global. KEK Industropolis Batang menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) antara PT Lithium Battery Material (LBM) Energi Baru Indonesia Batang di Ballroom KEK Industropolis Batang, Kabupaten Batang, Kamis (11/9/2025).
Batang - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang kembali menegaskan reputasinya sebagai magnet investasi global. KEK Industropolis Batang menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) antara PT Lithium Battery Material (LBM) Energi Baru Indonesia Batang di Ballroom KEK Industropolis Batang, Kabupaten Batang, Kamis (11/9/2025).
Sebagai
tenant industri baterai pertama di KEK Industropolis Batang, kehadiran LBM
menandai langkah awal masuknya investasi besar di sektor baterai lithium
industri yang digadang sebagai salah satu tulang punggung energi masa depan
dunia.
Investasi
tahap awal LBM mencapai Rp1,5 triliun. Proyek ini akan berdiri di atas lahan
seluas 31,72 hektare yang dikembangkan dalam tiga fase. Fasilitas tersebut
diproyeksikan menyerap hingga 1.000 tenaga kerja lokal dengan target mulai
beroperasi pada Juni 2026.
Direktur
Utama KEK Industropolis Batang Ngurah Wirawan mengatakan, Kabupaten Batang kini
menjadi bagian penting dari rantai pasok energi baru dunia, sekaligus membuka
peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.
“Fasilitas
produksi LBM akan berorientasi ekspor dengan kapasitas 150.000 ton Lithium
Ferro Phosphate (LFP) dan 150.000 ton FP (Iron Phosphate) per tahun. Tak hanya
pabrikasi, kawasan ini juga akan menjadi pusat riset dan pengembangan (R&D)
LFP terbesar di Indonesia,” jelasnya.
Lebih
dari sekadar investasi, LBM disebut bakal menjadi episentrum inovasi baterai
hijau di Indonesia. Produk LFP yang dihasilkan akan menopang ekosistem
kendaraan listrik, kapal listrik, motor listrik, hingga sistem penyimpanan
energi masa depan.
“Ini
bukan hanya investasi, tetapi juga peluang besar untuk menjadikan Batang
sebagai pusat pertumbuhan industri hijau nasional,” ungkapnya.
CEO
LBM Energi Baru Indonesia Batang, Washington Feng menjelaskan, alasan memilih
Batang sebagai basis investasi.
“KEK
Industropolis Batang memberikan kemudahan berupa kawasan bebas pajak serta
fasilitas lengkap, termasuk pasokan listrik yang memadai. Hal ini membuat biaya
produksi lebih efisien,” terangnya.
Ia
menambahkan, tenaga kerja lokal akan menjalani pelatihan intensif agar memiliki
kompetensi sesuai standar industri baterai. Karena ini industri baru di
Indonesia, pekerja akan dibekali pelatihan. Sistemnya nanti, tenaga kerja
berpengalaman akan menurunkan ilmunya ke generasi berikutnya.
LBM
juga akan memanfaatkan pengalaman pekerja dari pabrik pertamanya di Kendal
untuk mempercepat proses transfer pengetahuan di Batang.
Sementara
itu, Pj Sekda Batang Sri Purwaningsih menyampaikan, bahwa hadirnya LBM adalah
bukti nyata peran KEK dalam menarik investor global.
“KEK
adalah jawaban atas tantangan investasi. Dengan berbagai kemudahan dan
insentif, kawasan ini diharapkan menjadi magnet bagi investor, baik domestik
maupun luar negeri,” tuturnya.
Ia
menegaskan, keberadaan industri baterai lithium di Batang akan memperkuat
posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
“Kabupaten
Batang kini menjadi bagian dari industri vital masa depan energi global. Kami
berharap perusahaan merekrut tenaga kerja lokal, meningkatkan kompetensi SDM,
dan membangun ekosistem industri yang inklusif,” imbuhnyanya.
Kehadiran
LBM dipandang akan membawa dampak berlapis, mulai dari penyerapan tenaga kerja,
peningkatan daya saing SDM lokal, hingga tumbuhnya sektor pendukung seperti
logistik dan jasa.
“Dengan penandatanganan PPTI ini, KEK Industropolis Batang semakin memantapkan diri sebagai kawasan industri strategis yang mendukung visi Indonesia menjadi pemain utama dalam industri energi baru dan terbarukan,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Roza/Sri Rahayu)