Pendidik Berharap Segerakan Perbaikan Ruang Kelas Terdampak Gempa
Batang - Pascagempa magnitudo 4,4 yang mengguncang Kabupaten Batang, para pendidik mengupayakan agar proses rehabilitasi bangunan sekolah terdampak, segera dimulai. Pasalnya, apabila rehabilitasi tertunda, dikhawatirkan akan menggangu proses kegiatan pembelajaran di tahun ajaran baru nanti.
Batang
- Pascagempa magnitudo 4,4 yang mengguncang Kabupaten Batang, para pendidik
mengupayakan agar proses rehabilitasi bangunan sekolah terdampak, segera
dimulai. Pasalnya, apabila rehabilitasi tertunda, dikhawatirkan akan menggangu
proses kegiatan pembelajaran di tahun ajaran baru nanti.
Kepala
SMPN 7 Batang Moehammad Santoso memastikan, proses rehabilitasi bangunan
khususnya ruang-ruang kelas yang rusak, segera akan dimulai pekan ini.
“Tidak
boleh berlama-lama, target saya minggu ini perbaikan sudah dimulai. Sebab
disamping perbaikan, juga harus pengecekan tahap akhir, apakah bangunannya aman
untuk anak didik,” katanya, saat ditemui di ruang kelas SMPN 7, Kabupaten
Batang, Rabu (10/7/2024).
Rehabilitasi
bangunan akan dilakukan dihampir seluruh ruang kelas, karena terdampak dari
goncangan gempa.
“Yang
paling parah di kelas 7B, plafon roboh begitu pula di kelas lain ada yang mulai
amblas. Semuanya ada 18 ruangan yang membutuhkan anggaran sebesar Rp40 juta,” jelasnya.
Sebelumnya,
telah diverifikasi oleh Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW), dan hasilnya
perlu direhabilitasi.
“Kegiatan
pembelajaran tetap di kelas yang sama, setelah direhab, karena keterbatasan
ruang. Rencana masuk mulai 20 Juli,” tuturnya.
Hal
senada juga diungkapkan, guru SDN Kalisalak Sugiarti yang menyampaikan,
kerusakan terparah menimpa ruang perpustakaan yang digunakan kegiatan
pembelajaran. Kendati demikian, sebagian besar ruangan juga mengalami kerusakan
meski tak separah perpustakaan.
“Kerusakan
terparah mayoritas pada bangunan lama, jika ditotal dengan bangunan lain
kerugian mencapai Rp50 juta,” terangnya.
Para
pendidik masih merancang konsep pembelajaran, agar tak terganggu selama proses
rehabilitasi.
“Kami
sedang memikirkan apakah menerapkan pola shift pagi dan siang untuk pembelajaran
anak, atau sesuai arahan kepala sekolah,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)