7 Tahun Lumpuh Jatuh Dari Pohon Tak Tertangani Medis, Pj Bupati Batang Carikan Solusi Penyembuhan
Batang - Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mencuri perhatian publik, karena aksinya yang turun langsung mengantarkarkan batuan ke sejumlah warga kurang mampu dan warga berkebutuhan khusus di Kecamatan Tersono.
Batang - Penjabat (Pj)
Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mencuri perhatian publik, karena aksinya yang
turun langsung mengantarkarkan batuan ke sejumlah warga kurang mampu dan warga
berkebutuhan khusus di Kecamatan Tersono.
Program “Sehari
Sambangi Warga” Pj Bupati Batang kali ini menjenguk 6 warga yang benar-benar
hidup dalam keterbatasan. Dari enam warga tersebut yakni bernama Lindu Aji (17)
warga Desa Rejosari Timur yang mengalami cacat berat dan cacat mental dari
lahir.
Kemudian, orang Lanjut
usai (Lansia) 80 tahun yang hidup sendiri dengan kondisi lumpuh bernama Muladi,
warga Dukuh Mlangi, Teguh A Yani anak yatim warga Dukuh Ngebong dan Sualpi,
janda lansia umur (80) warga Dukuh Kauman Desa Tersono.
Lalu, Nur Mustofa (35)
warga Dukuh Mangunsari yang mengalami lumpuh akibat jatuh dari pohon saat
bekerja dan Suluriah (80) janda lansia hidup sebatang kara.
“Sambangi warga kurang
mampu dan berkebutuhan khusus ini karena ada laporan dari warga. Setelah kami
cek lapangan dari enam orang ada satu remaja, selama 7 tahun sakit lumpuh dan
nampaknya belum tersentuh secara medis,” kata Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki,
usai memberikan bantuan di Desa Rejosari Timur, Kecamatan Tersono, Kabupaten
Batang, Kamis (14/9/2023).
Oleh karena itu, ia pun
akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mencari solusi penyembuhan agar
remaja yang jatuh dari pohon itu bisa kembali berjalan.
Nur Mustofa (35) selama
7 tahun tidak tertangani medis, ia hanya ikhtiar dengan pengobatan alternatif
selama ini.
“Remaja yang sudah 7
tahun lumpuh ini semoga ada kemungkinan bisa ditangani secara medis. Insyaallah
bisa sembuh,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, setelah
Dinas Kesehatan melakukan pengecekan kesehatannya, akan ada penanganan serius.
Apakah sementara dibantu kursi roda atau bagaimana.
Terkait warga Lansia,
tidak mudah untuk ditempatkan di panti jompo. Karena mereka memiliki rumah sendiri.
Terpenting lingkungannya saling peduli seperti Camat, Kepala Desa, Ketua RT dan
warga sekitarnya.
“Saya yakin mulai dari
makannya, kebutuhan lainnya, tetangga dan Ketua RT peduli semuanya. Semoga
bantuan sekadar uang santunan dan sembako ini dapat bermanfaat bagi mereka,” harapnya.
Tak hanya itu, lanjut
dia, Pemerintah Kabupaten Batang juga memberikan bantun sosial bagi penyandang
disabilitas dan kaum Lansia terlantar di Kabupaten Batang.
“Bantuan sosial itu
berupa uang tunai sebesar Rp200 ribu selama 10 bulan. Sedangkan untuk anak
yatim dan piatu Pemkab Batang telah mengalokasikan dana santunan anak yatim
piatu kurang mampu sebesar Rp1,5 miliar,” ujar dia.
Dana santunan sebesar
itu diperuntukkan bagi 1.500 anak yang masing-masing mendapatkan Rp1 juta. (MC
Batang, Jateng/Edo/Siska)