Atasi Kekeringan, Pemkab Batang Survei Sumber Air Baru
Batang Pemerintah Kabupaten Batang bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Sendang Kamulyan intensif menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah desa yang terindikasi rawan kekeringan.
Batang Pemerintah Kabupaten
Batang bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Perusahaan Umum
Daerah Air Minum (PUDAM) Sendang Kamulyan intensif menyalurkan bantuan air
bersih ke sejumlah desa yang terindikasi rawan kekeringan.
Hingga kini, pasokan
air ke sejumlah wilayah terdampak kekeringan masih lancar untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi warga.
Salah satu wilayah yang
menjadi perhatian Pemda yakni Dukuh Jlegong dengan jumlah 201 Kepala Keluarga
(KK) yang sumber airnya mengering akibat kemarau panjang.
Menyikapi daerah-daerah
yang sumber airnya mengering, Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki
segera mengambil langkah dengan menyiapkan sarana prasarana penunjang.
“Sumber air baru sudah
ditemukan di Dusun Dlisen, segera akan disurvei Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (DPUPR) untuk mengetahui sarana prasarana yang dibutuhkan. Untuk
daerah yang terindikasi rawan kekeringan cuma di Pecalungan dan Bandar,
alhamdulillah di sana sudah ditemukan sumber air,” katanya, usai memantau
proses penyaluran bantuan air bersih, di Dukuh Jlegong, Desa Pretek, Kecamatan
Pecalungan, Kabupaten Batang, Selasa (12/9/2023).
Selama kemarau, BPBD
telah tiga kali menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 57 ribu liter, meliputi
Desa Wonomerto Bandar, Desa Durenombo Subah dan Desa Pretek Pecalungan.
Pelaksana Tugas (Plt)
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Batang, Riza Zakiyah mengatakan, kekeringan
di Desa Pretek memang sudah terjadi sejak tiga bulan lalu, hanya saja laporan
baru disampaikan minggu lalu.
“Kami langsung menindaklanjuti
dengan mengirimkan bantuan air bersih ke warga,” jelasnya.
Kekeringan di Desa
Pretek merupakan yang pertama kali. Sebab berdasarkan informasi perangkat desa
setempat, kekeringan yang terjadi tahun ini merupakan yang pertama kalinya.
“Kekeringan tahun ini
terjadi cukup lama, sehingga mengakibatkan sumber air berupa sumur gali mulai
mengering,” terangnya.
Ia menambahkan, suplai
air akan terus dilakukan hingga proses pipanisasi untuk menyalurkan air dari
sumber ke tiap dukuh selesai. Secara keseluruhan, warga yang terdampak
kekeringan di Kabupaten Batang mencapai 2.700 jiwa.
Salah satu warga
terdampak kekeringan, Nanik (33) mengaku warga kesulitan mendapatkan air bersih
sejak bulan Juli lalu, yang diakibatkan kemarau panjang.
“Biasanya kalau ambil
air dari sumur, tapi sudah kering, akhirnya terpaksa ambil ke sungai walaupun
kotor, untuk keperluan Mandi, Cuci, Kakus (MCK),” ungkapnya.
Ia bersama warga
lainnya bersyukur berkat bantuan air bersih yang disalurkan Pemkab sehingga
dapat mencukupi kebutuhan air rumah tangga.
“Saya cuma dapat dua ember, paling cukup buat
dua hari. Tapi kalau mandi ya terpaksa ke sungai sehari sekali,” ujar dia. (MC
Batang, Jateng/Heri/Siska)