Kesal Vandalisme Merebak, Pelajar Luapkan Ekspresi Lewat Mural
Batang - Aksi vandalisme yang merusak keindahan dan kenyamanan ruang publik, menjadi perhatian seluruh pihak. Tak terkecuali pelajar yang juga merasa kesal, dengan tindakan tak terpuji itu, hingga meluapkan ekspresinya dengan mengikuti kompetisi mural yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Batang bekerja sama dengan Dewan Kesenian Daerah (DKD), Serbuk Pensil dan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).
Batang - Aksi
vandalisme yang merusak keindahan dan kenyamanan ruang publik, menjadi
perhatian seluruh pihak. Tak terkecuali pelajar yang juga merasa kesal, dengan
tindakan tak terpuji itu, hingga meluapkan ekspresinya dengan mengikuti
kompetisi mural yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Bakesbangpol) Kabupaten Batang bekerja sama dengan Dewan Kesenian Daerah
(DKD), Serbuk Pensil dan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).
Kompetensi mural yang
mengangkat tema Terus Melaju untuk Indonesia Maju itu, menjadi sumber inspirasi
generasi milenial untuk menuangkan segala keresahannya, lewat media dinding
sekolah.
Salah satu peserta,
Sonia Najwa Insani pelajar SMKN 1 Batang mengungkapkan, melihat kondisi dinding
yang dipenuhi coretan bararoma vandalisme menimbulkan kemarahan.
“Kenapa mereka harus
mencorat-coret dinding dengan kata-kata yang tidak bermoral, tidak berfaedah.
Kenapa tidak mencoretkan hal yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya, saat
melukis mural, di dinding area Dracik Kampus, Proyonanggan Selatan, Kabupaten
Batang, Kamis (10/8/2023).
Ia mengaku sedikit
kerepotan karena banyaknya obyek yang harus digambar, sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama. Sementara waktu yang diberikan hanya 7 jam.
“Kalau sampai jam 4
sore, mungkin ada beberapa obyek yang tidak bisa ditunjukkan detailnya. Tapi
tetap kami usahakan semaksimal mungkin,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua
Komite Seni Rupa Sigit Purnomo sekaligus panitia pelaksana mengatakan, melihat
durasi waktu sebagian besar peserta sudah bisa menyelesaikan karyanya hingga 50
persen.
“Insyaallah kalau
dilihat dari prosesnya 7 jam waktu yang cukup untuk menyelesaikan sampai
tuntas. Untuk kategori penjurian langsung menyeluruh dan nanti diumumkan
langsung,” terangnya.
Ia mengapresiasi
digelarnya even ini karena menjadi ajang berkarya yang benar dan terarah.
“Tidak ada unsur sara, merusak. Yang jelas
menjadi wadah buat anak-anak untuk berkarya,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)