Maknai Lailatul Qadar, WBP Diajak Menjaring Pahala
Batang - Memaknai datangnya malam Lailatul Qadar, Lapas Kelas IIB Batang mempersiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dengan menghadirkan para ustaz berkompeten dari Yayasan Jendela Habaib untuk menyampaikan tausiyah, agar dapat meraih pahala sebanyak mungkin.
Batang - Memaknai
datangnya malam Lailatul Qadar, Lapas Kelas IIB Batang mempersiapkan Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP) dengan menghadirkan para ustaz berkompeten dari
Yayasan Jendela Habaib untuk menyampaikan tausiyah, agar dapat meraih pahala
sebanyak mungkin.
Kegiatan tausiah
digelar seusai melaksanakan salat tarawih dan witir berjamaah bersama puluhan
WBP atau santri Darut Taubah.
Penceramah, Ustaz
Muhammad Yahya dari Pekalongan mengharapkan, para WBP dapat memanfaatkan
waktunya selama di bulan suci dengan aktivitas keagamaan yang Insyaallah akan
mendatangkan pahala. Terlebih dilakukan saat malam Lailatul Qadar, yang
pahalanya sama seperti seribu bulan atau setara 83 tahun.
“Salah satu amalan
ringan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah dengan
salat isya', salat subuh berjamaah, dan mengisi malamnya dengan tidak
bermaksiat. Maka insya Allah kita akan mendapatkan pahala yang menghidupkan
malam Lailatul Qadar,” katanya, usai menyampaikan tausiyah di hadapan puluhan
WBP, di Masjid Darut Taubah, Lapas Kelas IIB Batang, Kabupaten Batang, Minggu
(2/4/2023).
Berdasarkan mazhab Imam
Syafi'i dan Hanafi, malam Lailatul Qadar umumnya berada di waktu-waktu 10 hari
terakhir, khususnya di malam ganjil dan malam Jumat.
“Untuk mendapatkan
malam Lailatul Qadar itu, memang Allah "menyembunyikannya", supaya
umat muslim berusaha keras menghidupkan di malam-malam selama Ramadan dengan ibadah
yang sesuai kadar kemampuan dan hal-hal positif, seperti salat tarawih dan
witir berjamaah termasuk tadarus Alquran, zikir serta tasbih yang dilantunkan
karena nilai pahalanya sangat luar biasa,” terangnya.
Sementara itu, Kepala
Lapas Kelas IIB Batang Rindra Wardhana mengatakan, kegiatan ini dapat
memotivasi WBP agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam mengisi tiap
malam di bulan Ramadan dengan aktivitas keagamaan yang positif.
“Apalagi kita sudah
melewati 10 hari pertama, nah paling tidak di sisa Ramadan ini, WBP akan
memperbanyak ibadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,” harapnya.
Menyikapi makin
berkurangnya jumlah santri Darut Taubah dari semula 80 hingga menjadi 66,
Rindra menerangkan, untuk menempatkan WBP ke dalam Blok Santri, diperlukan
seleksi, salah satunya asesmen dari Kasi Binadik untuk menentukan layak
tidaknya masuk dalam blok tersebut.
“Syarat umumnya mereka
harus punya keinginan kuat untuk menjadi seorang santri. Kami pun sangat mendukung
jika ada di antara mereka yang punya potensi di bidang keagamaan,” ujar dia. (MC
Batang, Jateng/Heri/Jumadi)