Dinyatakan OJK Sebagai Perbankkan Sehat, Direktur PT BPR Bapera Minta Tambahan Modal Sebesar Rp5 Mil
Cirebon - Setelah dinyatakan sebagai perbankkan sehat dan efisien oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktur PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Bapera) Kabupaten Batang Aji Setya Budi meminta penambahan penyertaan modal Rp5 miliar kepada pemerintah Kabupaten Batang.
Cirebon - Setelah dinyatakan
sebagai perbankkan sehat dan efisien oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Direktur PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Bapera) Kabupaten
Batang Aji Setya Budi meminta penambahan penyertaan modal Rp5 miliar kepada
pemerintah Kabupaten Batang.
Permintaan itu
mendasari dari kinerja perbankkan yang ia pimpin mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Dilihat dari ukuran kemampuan aset perusahaan PT BPR Bapera menghasilkan
laba bersih atau Return On Asset (ROA) 1,9%, melampaui standarnya yang
ditetapkan OJK yakni 1.5 %. Sedangkan prosentase labanya mencapai 14 %.
“Tahun 2020 awal saya
masuk aset Bapera hanya Rp57 miliar, posisi kreditnya Rp45 miliar dan posisi
labanya Rp900 juta. Setahun kemudian asetnya tumbuh menjadi Rp75 miliar,
kreditnya Rp55 miliar dan labanya mencapai Rp1,1 miliar,” kata Direktur PT BPR
Bapera Aji Setya Budi saat Forum Diskusi (FGD) di Hotel Santika Cirebon
Jawa Barat, Jumat (10/2/2023) malam.
Sedangkan di tahun
2022 asetnya sudah tumbuh menjadi Rp85 miliar, kreditnya Rp69 miliar dan
labanya menjadi Rp1.282 miliar. Bank milik Pemkab Batang dinyatakan sehat oleh OJK
di tahun 2022 mengacu pada 8 poin diantaranya permodalan, kualitas, aktiv,
produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas (CAMEL).
Namun hanya ada satu yang
dinyatakan cukup sehat yakni di menajemen, karena belum adanya direktur
operasional dan direktur kepatuhan serta belum adanya komisaris utama.
“Dari awal masuk saya
menjabat direktur ada delapan poin, empat poin yang dinyatakan tidak
sehat. Namun sekarang sudah sehat semuanya,” jelasnya.
Ia berharap ada
penambahan modal, karena aset PT BPR Bapera tumbuh sangat kencang sekali.
Sehingga berdampak pada prosentase kecukupan penyertaan modal.
Disamping itu, lanjut
dia, PT BPR Bapera juga ditunjuk sebagai penyalur gaji Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (P3K) guru. Sehingga butuh penyertaan modal sebesar Rp5
miliar.
“Penyertaan modal
sebesar itu kami harap bisa dicukupi untuk Rp2 miliar dianggarkan di perubahan
APBD 2023. Sedangkan yang Rp3 miliar di tahun 2024,” ungkapnya.
Dengan penyertaan modal
itu, secara otomatis Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya akan ikut meningkat dari
semula hanya Rp500 juta sekarang tembus menjadi Rp700 juta.
“Nanti kalau Penjabat (Pj)
Bupati Batang memberikan penyertaan modal selama dua tahun berturut - turut
sebesar Rp5 miliar. PAD-nya bisa tembus Rp1 miliar dan labanya tembus Rp2 miliar,”
terangnya.
Aji juga menambahkan,
bahwa PT BPR Bapera sudah menyiapkan perangkat lunak untuk penyaluran gaji P3K.
“PT BPR Bapera Batang
sudah bekerja sama dengan Bank Danamon untuk virtual account untuk proses
transefernya dan membuat kartu ATM brandit. Jadi ketika P3K gajinya diberikan
ke kita dan sudah menjadi nasabah Bapera, maka akan diterbitkan kartu ATM
kepada yang bersangkutan. Kita juga sedang bekerjasama dengan OI untuk
membentuk ATM Cardless yang operasionalnya melalui gawai,” tandasnya.
Sementara itu, Pj
Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengapresasi, rencana bisnis PT BPR Bapera 2023.
Ia pun menyatakan penambahan penyertaan modal syarat harus ada kajian analisis
bisnisnya.
“Saya kira pembuatan
kajian analisi bisnis mudah bagi Pak Aji selaku direktur. Tapi yang perlu
dipertimbangkan itu penyertaan modalnya sendiri, duitnya ada atau tidak. Semoga
aja ada di anggaran perubahan APBD 2023,” tegasnya.
Ia meminta Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) mempertimbangkan kebutuhan Bapera yang asetnya semakin
tahun semakin meningkat yang diprediksi 2023 ini mencapai Rp102 miliar.
Penyertaan modal, akan
dicukupi secara bertahap di anggaran perubahan APBD tahun 2023 dan penetapan
APBD tahun 2024
“Prinsipnya kita
laksanakan sesuai regulasi dan menyesuaikan kemampuan keuangan APBD kita.
Apabila oleh TAPD usulan itu dipertimbang bisa akan dicukupi, soal besaran
nanti kita hitung lagi kemampuan APBD,” ujar dia. (MC Batang,
Jateng/Edo/Jumadi)