Teh Sangan Simbah Produk Kabupaten Batang
Batang - Teh sangan merupakan teh alami yang diproses dengan daun teh segar organik pilihan. Daun teh dipetik langsung dari perkebunan masyarakat. Di Kabupaten Batang sendiri terkenal dengan produksi teh sangannya, ada beberapa wilayah yang memang memproduksi dan rasanya mempunyai ciri khas.
Batang - Teh sangan
merupakan teh alami yang diproses dengan daun teh segar organik pilihan. Daun teh
dipetik langsung dari perkebunan masyarakat. Di Kabupaten Batang sendiri
terkenal dengan produksi teh sangannya, ada beberapa wilayah yang memang
memproduksi dan rasanya mempunyai ciri khas.
Salah satunya Rina
Haryati (33) warga Desa Kembanglangit Kecamatan Blado Kabupaten Batang dengan
nama Teh Sangan Simbah.
“Dahulu warga sekitar
sini memang kebanyakan penduduknya adalah sebagai petani teh yang hasilnya
dijual kepada pabrik, tetapi pada beberapa tahun kemudian harga teh basah
mengalami anjlok yang membuat nenek saya mencoba memproduksinya sendiri,”
katanya saat ditemui di Desa Kembanglangit Kecamatan Blado Kabupaten Batang,
Jumat (16/12/2022).
Rina Haryati membuat
teh sangan sendiri, masih secara tradisional dengan diaduk-aduk menggunakan
tangan dan itu pun paling banyak menghasilkan 2 kg teh sangan sekali produksi.
Ia menjual teh sangan hanya
di depan rumah, itupun yang membeli hanya masyarakat sekitar.
“Pada tahun 2008
barulah saya mulai belajar cara membuat teh sangan agar bisa meningkat. Akhirnya
mendapatkan pelatihan wirausaha dari Disperindagkop Kabupaten Batang. Hasil
pelatihan banyak mendapatkan cara pemasaran produk sampai mendapatkan
sertifikat halal dari Provinsi Jawa Tengah,” jelasnya.
Mempertahankan teh
sangan ini yang pertama memang produk tradisional dari Desa Kembanglangit dengan
ciri khas rasa. Jika kita membuat teh dengan kemasan modern akan mendapatkan
pesaing pabrik-pabrik besar yang sudah berjalan. Melihat modal pertama yang
saya keluarkan ini hanya Rp200 ribu.
“Proses teh sangan
sendiri diawali dengan memetik pucuk daun teh untuk menghasilkan cita rasa yang
enak dan pemetikannya pun hanya 4 hari sekali. Dalam sehari rata-rata
memproduksi teh sebanyak 40-50 kg, itu dilakukan seminggu 2 sampai 3 kali
melihat stok petikan daun teh yang ada,” terangnya.
Selanjutnya, daun teh
dikeringkan ditungku pemanasan selama 10 menit sampai daun layu dan setelah itu
dimasukkan ke mesin penggulung teh untuk membentuk mutu secara fisik. Selama
proses penggulungan, daun teh akan dibentuk menjadi gulungan kecil dan terjadi
pemotongan.
Kemudian, lanjut dia, dimasukkan
ke tungku pemanas kurang lebih selama 30 menit untuk dikeringkan agar kadar
rendah sampai daun teh mengering kecoklatan.
Barulah teh sangan bisa
dikemas dan ditimbang untuk dijual. Harga jual teh Rp13.000,00 - Rp46.000,00
per 100 gram tergantung jenis tehnya.
“Hasil penjualan teh
sangan selama ini alhamdulillah omset saya sudah mencapai Rp5 juta hingga Rp10
juta,” ujar dia.
Rina memasarkan teh
sangan melalui offline dan online meliputi Facebook dan Instagram, serta
penjualannya sudah sampai ke Yogyakarta, Bandung, Brebes, Semarang, Pati, Kudus
dan di luar pulau jawa ke Balikpapan. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)