Peran CSR Perlu Dioptimalkan untuk Turunkan Angka Stunting
Batang Penurunan angka stunting di Kabupaten Batang diikuti Jawa Tengah tentu akan mempengaruhi penurunan angka stunting secara nasional. Secara nasional sasaran penurunan angka stunting diupayakan mencapai 14 persen.
Batang Penurunan
angka stunting di Kabupaten Batang diikuti Jawa Tengah tentu akan mempengaruhi
penurunan angka stunting secara nasional. Secara nasional sasaran penurunan
angka stunting diupayakan mencapai 14 persen.
Dalam realisasinya, tak
hanya bersinergi dengan instansi terkait saja, namun pihak Pemda perlu
menggandeng pihak Badan usaha milik daerah (BUMD) maupun swasta, melalui
program Tanggung
jawab sosial perusahaan Corporate Social
Responsibility (CSR).
Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana (DP3AP2KB) Batang Supriyono menyampaikan, untuk mempercepat penurunan
angka stunting, seluruh pihak terutama kecamatan hingga desa bersinergi dengan
berbagai program pemerintah.
Ia juga mengharapkan
program CSR terus ditingkatkan untuk membantu penanganan stunting di Kabupaten
Batang.
“Misalnya seperti yang
sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan menggelar kegiatan makan ikan
bersama. Itu perlu ditingkatkan dengan dukungan dari CSR baik BUMD maupun pihak
swasta, agar angka stunting terus menurun,” katanya usai membuka Evaluasi dan
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Audit Kasus Stunting, di Aula Hotel Sendang Sari
Kabupaten Batang, Selasa (15/11/2022).
Wakil Pimpinan Bank
Jateng Cabang Batang Rahmani mengatakan, selama ini terus berkomitmen untuk
ikut berpartisipasi menurunkan angka stunting melalui CSR atau tanggung jawab
sosial terhadap masyarakat.
“CSR kami realisasikan
melalui program anak asuh yakni kepada lima anak sebesar Rp13,5 juta selama
tiga bulan,” jelasnya.
Ia memastikan, untuk peningkatan
jumlah CSR tentu memperhatikan besaran anggaran terlebih dahulu.
Sub Koordinator Bina
Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, dr.
Mirojul Hari Riyyah mengatakan, penurunan stunting di Kabupaten Batang sudah
mulai terlihat turun hingga 14 persen, berkat penanganan dari berbagai aspek.
“Di Jawa Tengah
stunting memang masih berada di angka 20 persen. Tapi saat ini masih terus
berupaya untuk terus turun hingga 14 persen,” katanya.
Ia mengakui, Kabupaten
Batang merupakan salah satu daerah penyokong penurunan angka stunting.
Sedangkan, Jawa Tengah adalah provinsi yang besar, maka untuk menurunkan angka
stunting, perlu sinergi seluruh pihak terkait.
“Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) merupakan salah satu upaya yang dilakukan di seluruh Jawa
Tengah, dengan harapan para balita yang berisiko stunting dapat tercukupi
nutrisinya, sehingga angka stunting bisa menurun,” terangnya.
Untuk mempercepat
penurunan angka stunting, pihak provinsi bersama kabupaten/kota akan terus
menggencarkan RTL, pada tahun-tahun ke depan.
“Tahun 2023 mendatang
akan dilakukan berbagai langkah intervensi dan audit kasus stunting yang terus
berjalan, sehingga angkanya dapat menurun,” ujar dia.
Dalam penanganan
stunting, metode yang dipakai intervensi spesifik dan sensitif.
“PMT itu bagian dari
intervensi spesifik. Sedangkan intervensi sensitif bermakna luas karena harus
memiliki sistem sanitasi yang baik hingga rumah layak huni,” pungkasnya. (MC
Batang, Jateng/Heri/Jumadi)