Dua Pemuda Asli Batang Pamerkan Lukisan Aktivitas Pesisir
Batang - Karya seni sebagai media penyampaian makna kehidupan sosial, budaya, dan istiadat masyarakat pesisir Kabupaten Batang sebagai nilai sejarah.
Batang - Karya seni dapat menjadi media penyampaian makna kehidupan sosial, budaya, dan istiadat masyarakat.
Seperti yang dilakukan
kedua anak muda asli Kabupaten Batang Ananda Luthfi Maulana dan Nico Aryo
Pradita, mengepresikan karyanya yang dipamerkan sebagai proyek studi, karena
mereka berdua masih menjadi mahasiswa jurusan seni rupa di Universitas Negeri
Semarang (Unnes).
Pameran lukisan
berlangsung dari tanggal 4 hingga 10 Juli 2022. Ada 16 lukisan yang dipamerkan.
“Lukisan yang kita
pamerkan ini merupakan hasil karya lukis sendiri, yang menceritakan tentang
aktivitas masyarakat pesisir di Kabupaten Batang,” kata Pelukis Ananda Lutfhi
Maulana saat ditemui usai membuka pameran lukisan di Galeri Rifaiyah Kalipucang
Wetan, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Senin (4/7/2022) malam.
Ia menuangkan ide
melukis aktivitas pesisir, karena kegiatan yang dilakukan turun-temurun sebagai nelayan menarik
perhatian mereka.
“Setiap daerah pesisir
memiliki berbagai macam tradisi dan kebudayaan yang berbeda-beda, tetapi
memiliki tujuan sama yaitu keselamatan dan hasil tangkapan ikan yang melimpah
serta menjaga kelestarian lingkungan laut,” jelasnya.
Lukisan ini, lanjut
dia, berbahan kain katun primisima yang mengangkat tema “budaya masyarakat
pesisir Kabupaten Batang”. Teknik membuatnya tetap sama, yakni membatik
menggunakan canting, tapi khusus lukis batik bukan karya terapan.
“Ada sembilan karya yang
dipamerkan antara lain tema Tari Babalu, Bersih Diri pada Tradisi Kliwonan, ada
pula keunikan pekerjaan masyarakat pesisir Batang yakni industri galangan kapal
dan anyam jala,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelukis
Nico Aryo Pradita mengatakan, untuk karya yang dipamerkannya menceritakan
tentang kesenian tari di Kabupaten Batang.
“Keunikan lukisan ini
terletak pada media lukisnya yang menggunakan seng bekas. Saya memilih seng
bekas yang tidak terpakai. Namun di balik itu semua sebuah seng bekas pun dapat
menjadi karya seni yang menarik,” terangnya.
Pemanfaatan dari
seng-seng bekas yang sudah keropos jika digabungkan dengan kayu sebagai frame
dan dibalut cat akrilik, nanti akan menjadi karya yang memiliki nilai.
“Ada tujuh karya yang
dipamerkan antara lain 3 lukisan Tari tahu robyong, 2 lukisan Simogringsing dan
2 lukisan Babalu untuk mengenalkan seni tari tradisional khas Batang kepada
generasi muda. Dan untuk setiap karya dapat diselesaikan selama sepekan,” ujar
dia.