PMK Mewabah, Hotel Sapi Sepi Pengunjung
Batang Mewabahnya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkuku belah, sejak sebulan lalu, berdampak pada sepinya sapi yang transit di penginapan atau hotel yang khusus disinggahi sapi, di sepanjang jalur pantura, Kecamatan Tulis.
Batang Mewabahnya
virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkuku belah, sejak sebulan
lalu, berdampak pada sepinya sapi yang transit di penginapan atau hotel yang
khusus disinggahi sapi, di sepanjang jalur pantura, Kecamatan Tulis.
Berbeda ketika sebelum
PMK mewabah, ratusan sapi dari Bali dan Jawa Timur singgah di penginapan khusus
hewan kurban itu.
Pemilik hotel sapi
Ahmadin dari Tulis menyampaikan, dampak dari pembatasan pengiriman sapi, semua
aktivitas di kandang berhenti seketika.
“Menjelang Idul Adha di
Batang biasanya jadi tempat penitipan sementara ratusan sapi, tapi sejak adanya
PMK, sekarang malah sepi tidak ada yang ditunggu,” katanya, saat ditemui di
hotel sapi, jalur pantura Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Rabu (1/6/2022).
Ia menerangkan,
mayoritas sapi yang transit berasal dari Jawa Timur yang akan dibawa ke Jawa
Barat dan DKI Jakarta.
“Kalau hari biasa
paling 30-50 ekor saja, tapi mendekati Hari Raya Kurban bisa mencapai 100 ekor
sapi yang menginap setiap harinya.
Sapi-sapi itu ya biasanya sehari semalam, dan dikasih minum jamu-jamuan
dan telur biar daya tahannya bagus,
besoknya langsung dikirim ke Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya,” jelasnya.
Sebelum PMK, ia bisa
memperoleh omset Rp600 ribu per harinya untuk setiap kali menerima sapi yang
transit.
Sementara itu, Kepala
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dislutkannak Batang Syam Manohara
mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran PMK ke hewan ternak lain,
Dislutkannak bersama tim Satgas Pangan Polres Batang secara berkelanjutan
melakukan pemantauan ke sejumlah tempat penginapan hewan, untuk memastikan
tidak ada pengiriman sapi dari daerah rawan PMK, seperti Jawa Timur.
“Kalau ada yang
terkonfirmasi terpapar hewan langsung dipulangkan ke daerah asal,” tegasnya.
Berdasarkan data
terbaru, 154 ekor sapi terindikasi PMK dan 8 ekor di antaranya terkonfirmasi
PMK yang saat ini masih dilakukan pemeriksaan di laboratorium Balai Besar
Veteriner Wates Yogyakarta.
“Kami sangat kewalahan
menangani ternak yang terkonfirmasi PMK, terbatasnya obat-obatan dan Alat
Pelindung Diri (APD) serta petugas,” ungkapnya.
Langkah yang telah
dilakukan dengan meminta kiriman bantuan obat-obatan dan vaksin untuk ternak,
APD serta disinfektan. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)