Home / Berita / Seni dan Budaya / UPAYA PESTARIAN BAHASA JAWA PADA GENERASI MILENIAL

Berita

Upaya Pestarian Bahasa Jawa Pada Generasi Milenial

Batang - Seiring dengan perkembangan zaman di era generasi milenial, bahasa daerah juga ikut tergerus oleh perubahan zaman. Tidak banyak generasi milenial yang fasih menggunakan bahasa jawa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dikhawatirkan bahasa jawa hilang dan punah.

Batang - Seiring dengan perkembangan zaman di era generasi milenial, bahasa daerah juga ikut tergerus oleh perubahan zaman. Tidak banyak generasi milenial yang fasih menggunakan bahasa jawa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dikhawatirkan bahasa jawa hilang dan punah.

Tidak ingin hal itu terjadi, SDN Proyonanggan 5 Batang telah menerapkan bahasa pengantar komunikasi bahasa jawa kepada siswanya.

“Sebagai upaya melestarikan bahasa jawa yang menjadi aset budaya kita, selain mata pelajaran muatan lokal jawa,  kami menerapkan pengantar komunikasi bahasa jawa pada siswa setiap hari kamis, jadi full dalam satu hari itu komunikasi antar guru maupun siswa ke siswa wajib menggunakan bahasa jawa,” kata Kepala Sekolah SDN Proyonangga 5 Batang, Ghonimah, saat ditemui, di ruang kerjanya, Senin (6/12/2021).

Dia mengakui awal menerapkan program komunikasi bahasa jawa tersebut sedikit mendapatkan kesulitan.

“Awalnya kesulitan karena anak sekarang lebih gampang menerima komunikasi bahasa indonesia, jadi kami harus mentranslate dulu dari bahasa jawa ke bahasa indonesia sehingga anak bisa betul-betul paham, akhirnya lambat laun sekarang sudah bisa mengikuti,” jelasnya.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya juga menambahkan penggunaan papan nama menggunakan huruf jawa dan juga dinding-dinding sekolah ditempeli dengan hiasan huruf jawa.

“Jadi dengan begitu anak-anak yang merupakan penerus generasi ini lebih bisa memahami bahasa jawa dengan mudah,” ungkapnya.

Meski begitu, menurutnya peran orang tua dalam mengajarkan anak menggunakan bahasa jawa juga sangat dibutuhkan.

Ke depan, pihaknya merencanakan untuk mengajak program berbahasa jawa tersebut dengan wali murid.

“Karena kalau hanya di sekolah dan tidak diimbangi berlanjut di rumah saya kira kurang maksimal, sehingga juga perlu peran penting orang tua di rumah,” ujar dia.

Salah satu guru, Rizkika Wakhid Widilaksa mengatakan antusias berbahasa jawa anak saat ini sudah bagus bahkan mereka cukup tertarik.

“Sekarang mereka sudah mulai terbiasa, tinggal diarahkan dari sisi penggunaan bahasanya untuk orang tua yang biasanya memakai bahasa krama alus misalnya,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)