FPTI Siapkan Bibit Muda Panjat Tebing Batang
Batang - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Batang secara intensif memberikan pelatihan untuk menyiapkan bibit muda menjadi atlet panjat tebing, sehingga mampu mewakili di tingkat provinsi maupun nasional.
Batang - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI)
Batang secara intensif memberikan pelatihan untuk menyiapkan bibit muda menjadi
atlet panjat tebing, sehingga mampu mewakili di tingkat provinsi maupun
nasional.
Ketua FPTI Batang Afif Riyanto mengemukakan,
beberapa klub climbing diberikan kesempatan untuk mengikuti latihan, apabila
mereka memiliki potensi unggul dan memenuhi klasifikasi dari Cabang olahraga
(Cabor), akan dilakukan pembinaan lebih intensif.
“Proses pembibitan calon atlet dilakukan sejak awal
bergabung di klub. Pembinaan dilakukan selama lima tahun, untuk merasakan
kualitas yang didapat,” katanya, saat memantau proses latihan di Wall Climbing,
Jalan Dr. Sutomo, Kabupaten Batang, Minggu (24/10/2021).
Ia memastikan, proses latihan harus dilakukan secara
berkelanjutan, jika cuma sepekan sekali, sangat sulit untuk menjadi atlet yang
potensial.
“Atlet dari klub Rajawali Sport Climbing Team (RSCT)
ada 30 orang dan yang sudah masuk FPTI ada 10 orang. Atlet yang bernaung di
bawah FPTI semua kebutuhannya, termasuk untuk menunjang ke arah kejuaraan pun
terpenuhi,” jelasnya.
Prestasi atlet FPTI dari Kabupaten Batang di
kejuaraan Provinsi Jawa Tengah 2018 meraih lima medali emas, Asian Championship
meraih dua medali perak, kejuaraan di Amerika meraih perak dan di Swiss
perunggu serta PON XX Papua Kiromal Katibin meraih satu emas dan dua perunggu.
Pembibitan bisa dilakukan sejak usia tujuh tahun.
Dan untuk kejuaraan nasional usia yang dipertandingkan sembilan tahun dan di
tingkat dunia usia 18 tahun.
“Kami memberikan pendampingan hingga menjadi atlet.
Untuk meningkatkan kekuatan otot bisa mengikuti latihan fisik tiap Sabtu, Kamis
latihan tambahan dan Jumat serta Minggu latihan panjat,” terangnya.
Latihan yang diterapkan menggunakan pola atlet,
yakni pagi hingga sore. Tujuannya agar daya tahan tubuh atlet terbiasa ketika
berlatih di cuaca panas.
Wakil Ketua RSCT Aminudin mengatakan, klub ini
berdiri sejak 2018 dari semula hanya 10 anak kini berkembang menjadi 30
anggota.
“Klub ini dibentuk karena termotivasi agar menjadi
juara, seperti Kiromal Katibin. Jadi anak-anak ikut latihan itu karena senang
dan semangat biar bisa jadi juara,” terangnya.
Tiap bulannya anggota dikenai biaya rutin sebesar
Rp100 Ribu untuk biaya operasional, pengadaan alat climbing, agar tidak terlalu
membebani Cabor.
Salah satu pengunjung, Resfiana Tjahjawati (53)
merasa penasaran dengan olahraga climbing.
“Saya ikut ini karena ingin merasakan panjat tebing
seperti Kiromal Katibin. Makanya saya penasaran, bagaimana caranya panjat
tebing, belum tahu caranya, tapi ternyata luar biasa,” ungkapnya.
Perempuan yang juga berprofesi sebaga Aparatur Sipil
Negara (ASN) di Dinas Komunikasi dan Informatika (Dskominfo) Batang itu, berencana
akan lebih intensif mengikuti olahraga panjat tebing.
“Rasanya pertama agak takut, tetapi lama kelamaan
enak juga seperti naik ayunan,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)