Duta Pepeling Asih, Ajak Remaja Pandai Memilah Sampah
Batang - Duta Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih (Pepeling Asih) Jawa Tengah 2021, Sidik Prasetyo melakukan sosialisasi untuk mengajak para remaja pandai memilah sampah antara organik, anorganik maupun residu.
Batang - Duta Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan
Bersih (Pepeling Asih) Jawa Tengah 2021, Sidik Prasetyo melakukan sosialisasi
untuk mengajak para remaja pandai memilah sampah antara organik, anorganik
maupun residu.
Sebelumnya, remaja yang saat ini duduk bangku kelas
XII SMKN Jawa Tengah, Program Studi Agribisnis Pengolahan Pertanian itu, telah
bersama sejumlah pelajar memilah ketiga jenis sampah, sebelum diolah.
“Kegiatan ini merupakan program kerja saya yakni
pilah sampah dari rumah dan untuk pengambilan sampah anorganik. Nantinya sampah
dari sini diangkut, lalu dibentuk paving blok berbahan dasar plastik,” katanya,
saat ditemui di halaman SMPN 3 Kabupaten Batang, Sabtu (25/9/2021).
Untuk membuat satu buah paving blok memerlukan satu
karung sampah plastik. Saat ini masih dibentuk untuk membuat penyangga pot
bunga di rumah dan belum berorientasi pada ekonomi.
Olahan lain, lanjut dia, yang berbahan dasar
plastik, yaitu minyak sebagai bahan bakar. Kemudian dalam jangka waktu tertentu akan menjadi
lilin.
“Untuk pembuatan paving blok sudah saya praktikkan
di Desa Klidang Lor dan Kelurahan Kasepuhan berkerja sama dengan Pusat
Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Itu dilakukan karena warga setempat
banyak yang belum memiliki kesadaran untuk buang sampah di tempatnya,” jelasnya.
Perlu diketahui, setiap hari tiap individu
menghasilkan 0,75 kilogram sampah. Tetapi dalam realitanya, ketika masyarakat
diminta untuk mengumpulkan sampah dan mendonasikannya, justru sangat sulit.
“Untuk merealisasikan program itu di masyarakat,
membutuhkan relasi yang kuat. Saya berusaha menanamakan kepercayaan dengan
terus menyosialisasikannya mulai dari remaja hingga Tim Penggerak PKK,”
ungkapnya.
Sementara ini, hanya berfokus pada dua daerah
tersebut, karena paling memerlukan perhatian lebih untuk memberikan pemahaman
tentang pentingnya pemilahan dan pengolahan sampah.
Ia menerangkan, pemahaman tentang pemilahan sampah
dari rumah, perlu ditanamkan sejak dini. Maka pelajar di tingkat SD dan SMP
merupakan salah satu sumber daya manusia yang masih bisa dibentuk karakter dan
pola pikirnya untuk mencintai lingkungan.
“Untuk mengurangi sampah caranya cukup mudah, hanya
dengan membawa tas belanja sendiri, tempat minum sendiri. Dan itu sudah
dipraktikkan di SMAN 1 Pekalongan, SMKN Jawa Tengah di Kabupaten Pati, Semarang
dan Purbalingga,” terangnya.
Ia mengharapkan, sekolah yang telah terakreditasi A,
dapat menjadi teladan bagi masyarakat.
“Semoga para siswanya memiliki kesadaran pribadi
untuk memilah sampah, karena ketika membuang sampah sembarangan, dampaknya akan
terasa 100 tahun kedepan. Caranya jika ingin jajan cukup dengan membawa
peralatan makan sendiri dari rumah, jadi bisa menguragi sampah plastik,”
tegasnya.
Salah satu pelajar kelas IX, Syahda Emira Bayu
mengutarakan, masih banyak orang yang kurang peduli dengan sampah dan
kebersihan lingkungan. Namun untuk mengatasi sampah yang menggunung, perlu aksi
nyata untuk mengurangi dampak negatifnya.
“Cara paling mudah dengan memunguti sampah di
obyek-obyek wisata, karena pengunjung sering kali kurang mematuhi untuk
membuang sampah di tempatnya. Nanti sama teman-teman juga terinspirasi untuk membuat
olahan paving blok dan ekobrick,” tuturnya.
Kedepan juga ingin membentuk organisasi yang
berorientasi pada kepedulian terhadap lingkungan.
Menurutnya, strategi untuk mengajak masyarakat
memulai memilah sampah plastik, bisa menggunakan media sosial, karena di era
digital semua aktivitas mudah diketahui dan dipahami jika disampaikan secara
online.
“Media yang paling mudah dengan membuat vidio tik
tok tentang sosialisasi pemilahan sampah, karena banyak yang setiap saat
memegang gawai. Contohnya pemungutan sampah di tepi pantai yang dibuat vidio
dan cepat mendapat respons,” ungkapnya.
Kepala SMPN 3 Batang, Bambang Purwantyono
mengatakan, para guru selalu rutin menyampaikan bahwa kebersihan adalah
sebagian dari iman, kebersihan merupakan pangkal dari kesehatan.
“Hal itu penting sekali untuk kehidupan masa depan
kita, baik di sekolah maupun masyarakat. Mudah-mudahan anak didik tersadarkan,
bahwa kebersihan sangat penting,” tegasnya.
Ia memastikan, pihak sekolah terus mendidik anak
dengan membuang sampah di tiga tempat terpisah, yaitu organik, anorganik dan
residu.
“Selama pandemi karena anak-anak lebih banyak
melakukan kegiatan pembelajaran dari rumah, maka sampah anorganiknya sangat
sedikit,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)