Ekskavasi Candi di Batang, Ditemukan Fragmen Tembikar dan Arang Dipastikan Abad Ke-7
Batang - Ekskavasi dan Delineasi terus berlanjut pada hari kelima dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) pada candi bata yang diperkirakan memiliki usia paling tua di Jawa Tengah ditemukan beberapa pecahan tembikar.
Batang
- Ekskavasi dan Delineasi terus berlanjut pada hari kelima dari Badan Riset
Inovasi Nasional (BRIN) pada candi bata yang diperkirakan memiliki usia paling
tua di Jawa Tengah ditemukan beberapa pecahan tembikar.
Candi bata ini awalnya
sudah dilakukan pemantauan sejak tahun 2012 tapi waktu itu kondisinya masih
tertutup kebun karet. Pada tahun 2019 barulah penelitian dilanjutkan dan BRIN
menemukan sebaran batu bata berserakan.
Penggalian berlangsung
selama 10 hari mulai tanggal 21 sampai 30 Juni 2024 dilakukan di area temuan
candi yang berada pada lahan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Ketua Tim Peneliti Candi
Bata dari BRIN Agustijanto Indradjaja mengatakan, hari ini kami melakukan
survei menemukan beberapa pecahan tembikar tidak jauh dari candi yang sedang
dilakukan ekskavasi.
“Adanya pecahan tembikar
ini menandakan pada masa lalu ada pemukiman manusia. Jika candinya yg sedang
dilakukan ekskavasi itu menjadi lokasi pemujaan mereka,” katanya saat ditemui di
Perbatasan Desa Sidorejo-Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang,
Selasa (25/6/2024).
Jejak pemukiman itu
berada 2 km dari candi yang sedang dilakukan ekskavasi. Lokasinya berada di
atas bukit daerah Wisata Balekambang.
“Beberapa hari yang lalu,
kami juga menemukan arang disebuah mangkok pada candi tersebut yang menandakan
tempat ibadahnya. Arang yang ditemukan langsung dikirim ke New Zealand dan
Amerika untuk diteliti yang hasilnya peradabannya abad Ke-7 sebelum Mataram
Kuno,” jelasnya.
Untuk ekskavasi candi
kedalamannya 1,5 meter dan kelilingnya 8x8 meter dari pondasi candi bisa
dipastikan hanya tersisa kaki candi saja jadi badan dan puncaknya sudah tidak
ada.
“Mudah-mudahan terbukanya
candi yang merupakan cagar budaya dapat dijaga dan dinikmati bersama oleh
semuanya,” harapnya.
Sementara itu, Pelaksana
tugas (Plt) Kepala Disdikbud Batang Bambang Suryantoro Sudibyo menyampaikan,
candi ini ditemukan oleh peneliti dari BRIN yang sekarang menjadi Ketua Tim
Ekskavasi Candi Bata dan arkeologi dari Prancis.
“Pemkab Batang sangat
mendukung adanya ekskavasi candi dengan bentuk pendanaan agar lokasinya bisa
jadi cagar budaya,” terangnya.
Bambang juga mengatakan,
tujuan dari ekskavasi candi bata menjadi peradaban yang tertua di Jawa Tengah
ke depan harus dipelihara dengan baik yang merupakan cagar budaya di Kabupaten
Batang.
“Semoga candi bata jadi
ikon Kabupaten Batang dan masyarakatnya bisa bersama-sama menjaga peninggalan
bersejarah tertua di Jawa Tengah,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)