Home / Berita / Pameran Produk / TAMPILKAN KARYA EKRAF, PELAJAR SKANSAKA PENUHI KEBUTUHAN PASAR

Berita

Tampilkan Karya Ekraf, Pelajar Skansaka Penuhi Kebutuhan Pasar

Batang - Pelajar SMK Negeri 1 Kandeman (Skansaka) mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, yang mengkolaborasikan antara mata pelajaran bertema kewirausahaan. Dengan menerapkan pola P5, pelajar dilatih untuk berpikir kritis, agar dapat menganalisa kebutuhan pasar.

Batang - Pelajar SMK Negeri 1 Kandeman (Skansaka) mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, yang mengkolaborasikan antara mata pelajaran bertema kewirausahaan. Dengan menerapkan pola P5, pelajar dilatih untuk berpikir kritis, agar dapat menganalisa kebutuhan pasar.

Produk-produk yang dihasilkan mulai dari pameran seni rupa, kuliner bahkan seni kriya yang pangsa pasarnya cukup menjanjikan baik di kancah nasional maupun internasional.

Kepala SMKN 1 Kandeman Agus Surono menyampaikan, nilai edukasi tetap diusung dalam tiap karya anak didik.

“Visi misinya agar menghasilkan produk yang laku terjual di pasar, namun tetap mengedepankan sisi proses dan edukatif di tiap detail karyanya,” katanya, saat ditemui di Paviliun Gedung Wanita, Jalan Dr. Wahidin Batang, Kabupaten Batang, Senin (1/4/2024).

Ia berkeyakinan, bagi anak didiknya yang memiliki potensi besar menjadi wirausahawan, even ini sangat tepat untuk mengasah bakat terpendam mereka di bidang Kebekerjaan yang dicita-citakan.

“Even ini juga sebagai media untuk melatih jiwa seni generasi muda Batang. Jadi kami siapkan lomba melukis hingga ragam pentas seni, sehingga ekspresi mereka bisa lebih terarah,” jelasnya.

Pasca digelarnya even gelar kebekerjaan di ruang publik, diharapkan jadi daya ungkit bagi pelaku UMKM di Kabupaten Batang, supaya dapat berkolaborasi dengan anak didik.

“Anak didik kami bisa tereduksi langsung, melihat kebutuhan pasar, namun dengan sudut pandang edukasi,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Disparpora Batang Nuni Trianingrum mengatakan, Ekonomi Kreatif (Ekraf) menjadi media untuk menunjukkan nilai tambah suatu kekayaan intelektual, berbasis warisan budaya.

“Hasil lukisan maupun Ekraf para pelajar tidak sekadar untuk berekspresi, tapi karyanya sudah menggambar kehidupan nyata masyarakat setempat,” tuturnya.

Ia mengharapkan, pengembangan Ekraf, tidak terbatas dari seni rupa saja. Namun seni kriya hingga pertunjukan menjadi nilai tambah yang menjanjikan untuk dipasarkan di luar daerah.

“Perlu ada promosi memanfaatkan media sosial, sehingga karya anak-anak dikenal luas. Apalagi Juni nanti, kami akan jadi peserta Pameran Kabupaten Kreatif di Banyumas, bisa jadi ajang promosi produk-produk kreatif karya anak-anak Batang,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Sri Rahayu)