Home / Berita / Seni dan Budaya / MERIAHKAN HARI WAYANG, LIMA DALANG CILIK BATANG BERAKSI

Berita

Meriahkan Hari Wayang, Lima Dalang Cilik Batang Beraksi

Batang - Hari Wayang Nasional menjadi kabar gembira bagi para seniman pedalangan di Kabupaten Batang. Pasalnya, hari itu merupakan bukti sebuah pengakuan UNESCO, terhadap wayang menjadi bagian dari Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

Batang - Hari Wayang Nasional menjadi kabar gembira bagi para seniman pedalangan di Kabupaten Batang. Pasalnya, hari itu merupakan bukti sebuah pengakuan UNESCO, terhadap wayang menjadi bagian dari Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

Sebagai wujud penghargaan dan rasa bangga terhadap budaya nasional, maka Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Batang menghadirkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk, dengan menampilkan lima dalang cilik berprestasi.

Mereka adalah, Ki Elginara Sidqi (SDN 3 Beji), Ki Ananta Oryza Ardian (SMPN 3 Batang), Ki M. Huda Erlangga (SMPN 1 Kandeman), Ki Abid Aqila Pranaja (SDN Proyo 5), Ki M. Syaariful Anam (SMPN 2 Tersono), yang akan tampil selama tujuh jam dengan lakon "Bima Suci".

Ketua Harian Pepadi Batang, Ki Tulus Wahyu Utomo atau akrab disapa Ki Uut menyampaikan, pagelaran malam ini spesial karena untuk merayakan Hari Wayang Nasional. 

“Momen ini sangat dinanti-nanti para anggota Pepadi, jadi kami mempersiapkan dalam waktu yang cukup demi menunjukkan penampilan spektakuler lima dalang cilik pilihan,” katanya, saat ditemui, menjelang pagelaran wayang kulit "Bima Suci", di Pendapa Kabupaten Batang, Selasa (7/11/2023) malam.

Dengan dikukuhkannya wayang menjadi budaya asli Indonesia, merupakan kabar gembira bagi para anggota Pepadi karena akan terus mendapatkan dukungan dan pendampingan dari pemerintah agar dapat menjaga konsistensi dalam merawat hasil cipta rasa dan karsa para leluhur.

Salah satu dalang cilik, Elginara Sidqi siswa SDN 3 Beji menyampaikan, kepiawaiannya mendalang di hadapan publik sudah ditunjukkan untuk keempat kalinya. Sejumlah persiapan pun telah dilakukan mulai dari latihan rutin dan latihan tambahan, hingga gladi bersih menjelang pagelaran wayang kulit semalam suntuk di pendapa.

“Senang sekali sudah mementaskan berbagai lakon di Desa Beji Tulis, Desa Kemiri Subah, Kabupaten Sragen dan Pendapa Kabupaten Batang,” katanya.

Lakon Bima Suci menceritakan perjalanan hidup Raden Bratasena berguru kepada Begawan Durna.

Kelima dalang cilik sempat melakukan ritual khusus sebelum pentas, yakni memohon doa restu kepada kedua orangtuanya agar selama pagelaran diberikan kemudahan dan kelancaran, tanpa ada halangan sedikit pun. Kelimanya berperan bergantian sesuai bagian atau waktu yang telah ditentukan hingga dini hari. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)