Kemarau Belum Usai, Harga Cabai Kian Meroket

Batang - Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas) khususnya cabai merah masih terus merangkak naik di pasar tradisional. Hal tersebut dikarenakan dampak dari cuaca kemarau yang belum berakhir, sehingga mengakibatkan cabai yang dipasok dari petani cenderung cepat mengering.
Batang
- Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas) khususnya cabai merah masih terus
merangkak naik di pasar tradisional. Hal tersebut dikarenakan dampak dari cuaca
kemarau yang belum berakhir, sehingga mengakibatkan cabai yang dipasok dari
petani cenderung cepat mengering.
Salah
satu pedagang cabai, Lina mengeluhkan cuaca kemarau yang makin menyengat
mengakibatkan mengeringnya pasokan cabai rawit merah dari petani.
“Harga
cabai rawit merah di pasar jadi Rp65 ribu sampai Rp70 ribu per kilogram, cabai
merah keriting Rp45 ribu per kilogram. Pembeli juga berkurang karena kondisi
cabai yang kurang segar,” katanya, saat ditemui di kiosnya, Pasar Batang, Kabupaten
Batang, Kamis (26/10/2023).
Sementara
itu, Kabid Ketahanan Pangan Dispaperta Batang Dewi Wuryanti mengakui, cabai
yang dijual di pasar maupun yang dipasok untuk memenuhi program Operasi Pasar
Murah (OPM), mayoritas mengering.
“Harga
cabai merah besar sekarang mengalami
kenaikan Rp10 ribu, menjadi Rp40 ribu, dibandingkan sebelumnya Rp30 ribu per
kilogramnya,” jelasnya.
Seiring
mulai datangnya musim hujan yang diprakirakan oleh BMKG awal November, menjadi
angin segar bagi para petani maupun pedagang, karena dapat meningkatkan
kuantitas dan lambat laun akan memurunkan harga di pasaran.
“Harga
Kepokmas lain yang diperkirakan akan menurun yakni bawang merah dari semula
Rp22 ribu. Harapannya nanti setalah hujan turun bisa menstabilkan harga di
pasar tradisional,” terangnya.
Meski
demikian, Dispaperta mengharapkan, konsumen tidak melakukan pembelian secara
berlebihan. Di sisi lain dalam mengonsumsi makanan hendaknya pun secukupnya.
“Jangan sampai bersisa
atau terbuang sia-sia. Dalam mengatasi kenaikan harga pun pemerintah telah
berupaya menstabilkan harga lewat program OPM, di 8 kecamatan, dengan harga
dibawah pasar,” tandasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)