BPBD Batang Gelar FGD Pentahelix Ukur Kekuatan Logistik dan Peralatan

Batang - Pemerintah Kabupaten Batang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kembali menggelar Focus Discussion (FGD) untuk penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana (RPKB).
Batang - Pemerintah
Kabupaten Batang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kembali
menggelar Focus Discussion (FGD) untuk penyusunan Rencana Penanggulangan
Kedaruratan Bencana (RPKB).
Kegiatan tersebut
sesuai dengan peraturan pemerintah, sehingga perlu adanya suatu susunan dokumen
RPKB.
“Saat ini kita fokus
pada peran dan fungsi pemangku kepentingan dalam penanggulangan kedaruratan
bencana,” kata Kepala BPBD Batang Ulul Azmi, usai membuka FGD di Aula
Bapelitbang Batang, Kabupaten Batang, Senin (23/10/2023).
Fokus FGD saat ini,
terkait peran sebelum status bencana, peran dalam penanganan bencana pada saat
tanggap, siaga maupun transisi darurat pemulihan.
“Kita menggunakan
metode pentahelix, artinya semua kita undang mulai dari unsur pemerintah, unsur
masyarakat, dunia usaha, media, dan akademisi,” katanya.
Pihaknya tidak
menginginkan bencana besar terjadi di Kabupaten Batang. Akan tetapi, semuanya
harus bersiap manakala terjadi.
“Jadi kita akan meminta
data jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa kita perbantukan dalam kondisi
kedaruratan bencana. Kemudian kita minta data jumlah jenis logistik dan
peralatan yang bisa diperbantukan dalam kondisi kedaruratan bencana,” jelasnya.
Dalam FGD yang sudah
kali kedua tersebut, BPBD Batang juga meminta adanya Standar Operasional
Prosedur (SOP) aturan mobilisasi di masing-masing Stakeholder.
“Setelah kita dapatkan
data tersebut, nanti ketika ada bencana bisa kita antisipasi dalam satu
komando,” tegasnya.
Ulul Azmi menyebutkan
ada 9 potensi bencana yang mengancam wilayah Kabupaten Batang sesuai dengan
kajian risiko bencana yang telah disusun.
“Ancaman bencana
tersebut terdiri dari bencana banjir yang berpotensi berdampak pada pemukiman
seluas 2.791 hektare, banjir bandang berpotensi berdampak pada pemukiman seluas
144,46 hektare, cuaca ekstrim berpotensi pada pemukiman seluas 9.025,32 hektare,”
terangnya.
Lalu, lanjut dia, bencana
gelombang ekstrim dan abrasi berpotensi berdampak pada pemukiman 11,85 hektare,
bencana gempa bumi berpotensi berdampak ke pemukiman seluas 592,70 hektare.
“Kemudian bencana kebakaran hutan dan lahan yang
berdampak pada pemukiman 12,74 hektare, bencana kekeringan seluas 1.137 hektare
serta bencana tanah longsor seluas 140,35 hektare,” pungkasnya. (MC Batang,
Jateng/Edo/Siska)