Harga Kedelai Meroket, Produksi Tempe di Batang Menurun
Batang Para perajin tempe masih mengeluhkan harga kedelai yang cukup tinggi di pasaran. Kenaikan harga kedelai yang terus meroket, mengharuskan sebagian besar perajin tempe mengurangi ukuran, meskipun hal tersebut menuai protes dari sebagian konsumen.
Batang Para perajin
tempe masih mengeluhkan harga kedelai yang cukup tinggi di pasaran. Kenaikan
harga kedelai yang terus meroket, mengharuskan sebagian besar perajin tempe
mengurangi ukuran, meskipun hal tersebut menuai protes dari sebagian konsumen.
Salah satu perajin
tempe, Priyatno mengungkapkan, semenjak kenaikan kedelai beberapa bulan ini,
berdampak terhadap berkurangnya pendapatan para perajin tempe.
“Kalau dulu bisa beli
kedelai Rp7 ribu sampai Rp8 ribu, sekarang sudah sampai Rp14 ribu per kilogramnya.
Tapi kalau hari ini beli kedelai lagi, belum tentu harganya sama, bisa jadi
lebih mahal,” ungkapnya, saat ditemui, di tempat produksi tempe sekaligus
kediamannya, di Proyonanggan, Kabupaten Batang, Senin (14/11/2022).
Ia bersama perajin
tempe mengharapkan, harga kedelai kembali normal. Omset pun mengalami penurunan
dari semula Rp250 ribu sampai Rp300 ribu, kini merosot hingga Rp150 ribu, untuk
sekali produksi.
“Kami minta pemerintah
tidak usah ngasih subsidi, tapi ditentukan saja, patokan harga per kilogramnya.
Misalnya Rp8 ribu atau Rp10 ribu,” jelasnya.
Ia mengakui, kenaikan
harga kedelai berpengaruh pada konsumen yang sedikit berkurang.
“Sebelum kenaikan,
konsumen bisa pesan antara 4 sampai 6 papan tempe. Sekarang turun jadi 4 sampai
5 papan per hari,” ujar dia.
Kepala Bidang Ketahanan
Pangan, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang, Dewi Wuriyanti
mengatakan, untuk mengatasi harga kedelai yang tak kunjung turun, rencananya
pihak Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah, segera menggelontorkan
bantuan kepada perajin tempe, terutama bagi mereka yang tidak tergabung dalam
Koperasi Perajin Tempe.
“Bantuan yang diberikan
sebanyak satu ton untuk tiap kabupaten/kota. Satu ton itu diperuntukkan bagi
100 perajin, di Kabupaten Batang ada 130 perajin, nantinya kami tetap
menyeleksi agar tepat sasaran,” terangnya.
Sepanjang tahun 2022,
harga kedelai terus merangkak naik.
“Awal Januari harganya
Rp13.500,00. Dan sekarang mencapai Rp13.800,00,” tegasnya.
Ia mengharapkan bantuan
yang nantinya diberikan Pemprov Jateng, dapat menurunkan harga kedelai,
sehingga perajin tempe kembali berproduksi dengan normal.
“Kemungkinan program
bantuan kedelai akan digelontorkan awal Desember mendatang. Pendistribusian
rencananya akan dilakukan langsung kepada perajin di Kantor Dispaperta,” pungkasnya.
(MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)