Regenerasi Pelestari Tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing
![](img/berita/20-221017194741berita9825_.jpg)
Batang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang menggelar pelatihan Tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing terhadap pelajar SD hingga SMA yang berpotensi menjadi pelestari tari tradisional khas Batang.
Batang Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang menggelar pelatihan Tari
Batik Gringsing dan Simo Gringsing terhadap pelajar SD hingga SMA yang
berpotensi menjadi pelestari tari tradisional khas Batang.
Pelatihan digelar
selama dua hari. Diawali dengan teori dan dipraktikkan keesokan harinya. Dengan
menghadirkan 50 peserta dari jenjang pendidikan SD-SMA termasuk sanggar tari di
Kabupaten Batang.
Kepala Disdikbud Batang
Achmad Taufik menyampaikan, dalam menggali potensi generasi muda di bidang seni
tari, maka digelar pelatihan secara kolaboratif, sehingga akan muncul penerus
dari kedua tari tersebut.
“Kabupaten Batang
pernah jadi juara umum nasional tari Simo Gringsing dan Batik Gringsing. Dan
pelatihan ini sebagai upaya agar bisa mempertahankan bahkan meningkatkan
prestasi itu,” katanya, usai membuka Pembinaan Seni Dasar Tari Batik Gringsing
dan Simo Gringsing, di Hotel Dewi Ratih, Kabupaten Batang, Senin (17/10/2022).
Ia mengapresiasi bahwa
kedua tari tradisional tersebut pernah ditarikan oleh warga dari daerah lain
dalam suatu even.
“Itu menandakan bahwa
kedua tari itu mendapat perhatian istimewa dari daerah lain. Meskipun tari modern
digandrungi sebagian generasi milenial, namun para sesepuh tidak
mengkhawatirkannya. Sebab masih banyak generasi muda yang menekuni tari
tradisional,” jelasnya.
Buktinya pagi ini para
guru SD tertarik untuk mengikuti pembinaan ini. Artinya mereka ingin mengetahui
lebih dalam sejarah kedua tari tersebut untuk selanjutnya diajarkan kepada anak
didiknya.
Kedua tari itu mulai
dikenalkan sejak 2018 dan rencananya akan dijadikan materi muatan lokal di tiap
sekolah.
“Kita sudah punya tari
Babalu dan kedua tari itu untuk memperkaya khazanah budaya Kabupaten Batang ,”
tegasnya.
Sebagai upaya
pengenalan sekaligus pelestarian hampir ditiap agenda Pemda, tari Batik
Gringsing dan Simo Gringsing selalu ditampilkan bersamaan dengan tari Babalu.
Seniman tari dari Semarang,
Yoyok Bambang Priyambodo menerangkan, kedua tari tradisional itu berasal dari
cerita rakyat dan artefak yang ada menunjukkan kekayaan intelektual milik
Kabupaten Batang.
“Menurut cerita rakyat,
Ki Ageng Gringsing bisa berubah jadi Simo atau harimau dan berdasarkan sejarah
di Kabupaten Batang ada arca Sri Vasudara Asinjang Angagem Batik Gringsing, dari dua peristiwa itu
muncullah kedua tari tradisional itu,” terangnya.
Ini menunjukkan bahwa
Kabupaten Batang tidak hanya sebagai tempat singgah bagi pengemudi yang
mengarah ke Jawa Barat maupun Jawa Timur. Namun lebih dari itu, bisa menjadi
tempat menyaksikan kedua seni tari tersebut.
“Setelah ada pelatihan,
agar diberi ruang untuk mementaskannya. Semoga ke depan Pemkab membangun gedung
pementasan sebagai tempat mengapresiasi,” harapnya.
Senada dengan Kepala
Disdikbud, akan lebih bagus jika kedua tari tersebut dimasukkan sebagai materi
muatan lokal di semua jenjang pendidikan.
“Tapi ya semua kembali
ke kebijakan pimpinan daerah,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)