Home / Berita / Teknologi / MAHASISWA UPS BERDAYAKAN POTENSI UNTUK TANGANI MASALAH LINGKUNGAN

Berita

Mahasiswa UPS Berdayakan Potensi untuk Tangani Masalah Lingkungan

Batang 160 mahasiswa Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, menggelar kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengedepankan pengembangan potensi di Desa Ponowareng Kecamatan Tulis dan Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman.

Batang 160 mahasiswa Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, menggelar kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengedepankan pengembangan potensi di Desa Ponowareng Kecamatan Tulis dan Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Kerja Sama dan Sistem Informasi UPS Tegal, Ahmad Hanfan menyampaikan, dalam pengaplikasiannya bagi masyarakat, para mahasiswa memiliki program unggulan yakni penanganan permasalahan lingkungan.

“Mahasiswa kami memberikan pembelajaran kepada warga tentang pemanfaatan biopori untuk menangani genangan air yang sering muncul saat hujan lebat di Desa Ponowareng dan pemanfaatan limbah organik yang diubah menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di Desa Tegalsari,” terangnya, saat meninjau Expo KKN UPS Batang, di Gedung Pramuka, Kabupaten Batang, Rabu (14/9/2022).

Koordinator Mahasiswa UPS Wilayah Batang Sandey Jamaludin mengatakan, pemanfaatan limbah organik menjadi POC bermanfaat bagi para petani. Sebab secara ekonomi, dengan menggunakan POC dapat menghemat biaya pembelian pupuk kimia yang sekarang harganya sedang melambung.

“Limbahnya bisa memanfaatkan sisa sayuran atau sampah dapur dan batang pisang yang diendapkan selama dua pekan. Lalu cairannya diambil hingga menghasilkan 20 liter,” jelasnya.

POC dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman hias, tanaman apotek hidup maupun tanaman pertanian lainnya.

“Sementara ini produksinya dipusatkan di Desa Tegalsari, tapi ke depan akan dikembangkan di kecamatan lain,” tuturnya.

Sedangkan untuk pembuatan biopori, meski dipusatkan di Desa Ponowareng, namun akan segera diaplikasikan di Kecamatan Kandeman, walaupun bukan termasuk wilayah Kecamatan Tulis.

“Manfaatnya memang belum bisa menangani banjir secara langsung, namun setidaknya bisa mengurangi genangan air antara 5-10 menit, tergantung debit airnya, dengan kedalaman biopori hingga 1 meter,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Tulis Joko Prasetyo mengapresiasi inovasi yang dilakukan para mahasiswa tentang pembuatan biopori.

“Dengan berkurangnya wilayah pertanian menjadi perindustrian tentu menimbulkan banyak genangan. Salah satu cara agar tidak semua air tanah mengalir ke laut, maka untuk menyelamatkannya adalah dengan membuat biopori, sehingga air tanah tetap tersimpan,” terangnya.

Selain itu, dalam biopori dapat dimasuki sampah organik, yang dapat diubah menjadi pupuk kompos.

“Nantinya akan kami kembangkan di Desa Ponowareng diikuti desa-desa lain,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)