Fesyen Ala Sintren, Lestarikan Budaya Lokal Lewat Busana
Batang Sejumlah kaum ibu perwakilan dari unsur Polwan, Aparatur Sipil Negara (ASN) Polres hingga Pemkab Batang berlenggak-lenggok memperagakan beragam busana unik, dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ke-74 Polwan.
Batang Sejumlah kaum
ibu perwakilan dari unsur Polwan, Aparatur Sipil Negara (ASN) Polres hingga
Pemkab Batang berlenggak-lenggok memperagakan beragam busana unik, dalam rangka
memeriahkan Hari Jadi Ke-74 Polwan.
Ada 12 kaum ibu yang
memperagakan keunikan busana masing-masing. Salah satu busana yang menarik
sekaligus memenangkan perlombaan yakni bertema Sintren, yang merupakan budaya
asli Kabupaten Batang.
Peragawati pemenang
Kostum sintren Tika Luthfi Mahartin menceritakan, alasan memilih mengenakan kostum
bertema Sintren.
“Tema Aku Cinta
Indonesia khususnya Sintren ini dipilih karena ingin melestarikan budaya lokal
yang khas Kabupaten Batang. Maka Pemkab Batang memilih busana bertema Sintren,
agar kearifan lokal Batang makin dikenal,” katanya, usai mengikuti perlombaan
peragaan busana, di halaman lobi Mapolres Batang, Kabupaten Batang, Jumat
(19/8/2022).
Penjabat (Pj) Bupati
Batang, Lani Dwi Rejeki mengatakan, busana yang ditampilkan sangat unik, karena
menunjukkan kreativitas para Polwan dan perwakilan lainnya.
“Lama tidak diselenggarakan,
ternyata sambutannya sangat meriah,” ungkapnya.
Ia mengapresiasi karena
busana yang ditampilkan menunjukkan kearifan lokal.
“Tema yang ditonjolkan
semuanya tentang Batang, salah satunya budaya Sintren, agar makin dikenal
publik,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres
Batang AKBP M. Irwan Susanto menyampaikan, lomba peragaan busana ini untuk
mempererat silaturahmi dan menunjukkan kolaborasi dari perwakilan para
perempuan terbaik di Kabupaten Batang, salah satunya Polwan.
Menanggapi menjamurnya
peragaan busana di sarana publik, ia tak mempermasalahkan karena bagian dari
kreativitas warga yang menampilkan sisi keunikannya di media sosial.
“Unik sekali, karena
walaupun sibuk dengan tugasnya masing-masing, masih sempat mempersiapkan busana
yang menunjukkan tradisi lokal. Mereka bisa ikut menunjukkan budaya sintren,
melalui tren busana, masih ada di Batang,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)