PMK Merebak, Penjualan Kambing Turun
Batang Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang menyerang hewan berkuku belah seperti kambing, ternyata berpengaruh pada penjualan yang menurun. Salah satunya sentra penjualan kambing di sepanjang jalan Gajah Mada Bogoran, terdapat puluhan kambing yang terpajang dan siap dibeli.
Batang Merebaknya
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang menyerang hewan berkuku belah seperti
kambing, ternyata berpengaruh pada penjualan yang menurun. Salah satunya sentra
penjualan kambing di sepanjang jalan Gajah Mada Bogoran, terdapat puluhan
kambing yang terpajang dan siap dibeli.
Salah satu pedagang
kambing kurban, Heri menyampaikan, penjualan tahun ini sedikit mengalami
penurunan dibanding tahun lalu. Omset berpengaruh karena turun sampai 70
persen. Tahun ini ia hanya menyiapkan 18 ekor, dibandingkan tahun lalu yang
sampai 70 ekor.
“Dari 18 ekor baru laku
terjual 5 ekor dan mayoritas pembelinya warga Batang dan sekitarnya,” katanya,
saat mendampingi pembeli memilih hewan kurban, di tepi Jalan Gajah Mada,
Bogoran Kabupaten Batang, Rabu (6/7/2022).
Ia menjelaskan, meski
di masa PMK, namun harga jual rata-rata mengalami kenaikan hingga Rp500 ribu.
“Yang jantan ukuran
besar sekarang harga jualnya Rp4 juta dan ukuran sedang Rp3 juta,” jelasnya.
Meski PMK sedang
mengancam hewan ternak, tak terkecuali kambing, namun ia bersama belasan
pedagang hewan kurban Bogoran lainnya tetap berpikir optimis.
“Kami sudah tahu ada
PMK, yang penting semuanya berhati-hati, jangan asal memilih hewan kurban. Beli
di peternak atau kandang, yang sudah pasti tidak terpapar PMK,” tegasnya.
Ia mengaku perawatan
untuk kambing tak serepot sapi. Cukup diberi makan dan minum tanpa jamu.
Salah satu pembeli,
Sumari mengatakan, tiap tahun selalu membeli hewan kurban, namun di tahun ini
lebih selektif lagi dalam memilih.
“Kita ini sekarang
dilanda musibah PMK, tapi saya lebih mempercayakan sama pedagang yang sudah
jadi langganan,” ungkapnya.
Ia sekeluarga tetap
berkurban satu ekor sapi dan satu ekor kambing.
“Karena sudah jadi
langganan ya harganya tidak terlalu tinggi. Harga sapi kurban Rp19 juta sama
satu ekor kambing ukuran sedang Rp3 juta,” terangnya.
Ia menyarankan bagi
konsumen lain yang ingin membeli hewan kurban agar lebih teliti.
“Lihat gerakannya tetap
gesit, tidak lemas dan seluruh badannya bersih,” tuturnya.
Ditemui secara
terpisah, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dislutkanak Batang,
Syam Manohara menyarankan, agar bagi warga yang ingin berkurban membeli
langsung di kandang atau peternak.
“Ya sebenarnya pedagang
boleh buka lapak di pinggir jalan, tapi khusus untuk kambing,” imbaunya.
Pihaknya tetap akan
melakukan pemantauan ke kandang penyedia hewan kurban pada tiga hari sebelum
Idul Adha.
“Walaupun akan dibeli
konsumen lokal perlu juga menyertakan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)
untuk memberi kepastian konsumen, bahwa ternak yang akan dibeli benar-benar
terbebas dari PMK. Bagi pedagang yang membuka lapak, segera lapor ke
Dislutkannak, jadi hewan yang dijual itu pasti sehat,” ujar dia. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)