Menengok Pelaku Ekraf di Kabupaten Batang, Jamu dan Teh Naik Kelas
Batang - Batang Expo 2022 menjadikan angin segar bagi masyarakat Kabupaten Batang, sudah dua tahun ditiadakan dan tahun 2022 kini ini hadir kembali.
Batang - Batang Expo
2022 menjadikan angin segar bagi masyarakat Kabupaten Batang, sudah dua tahun
ditiadakan dan tahun 2022 kini ini hadir kembali.
Hal ini membuat dampak
positif tetapi para pelaku usaha juga terdampak mereka bisa mempromosikan
produknya di stan milik daerah kecamatannya masing-masing untuk dipamerkan.
Begitu pula yang
dilakukan oleh Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Batang turut membranding berbagai
produk Ekraf pada Batang Expo ini.
“Pada stan Ekraf ini
kami ingin mengenalkan bahwa di Kabupaten Batang ini sudah ada KEK. Kami ingin
menjadi wadah bagi pelaku Ekraf untuk mempromosikan produknya,” kata Sekretaris
KEK Batang, Eka Panca Wijaya saat ditemui di Disparpora, Kabupaten Batang, Rabu
(25/5/2022).
Produk yang ditawarkan
yakni rata-rata yang sudah masuk di Katalog Ekraf yang launching bulan lalu.
“Produk utama yang kami
branding kali ini Jae Ale dan Nala Indonesian Tea. Kemudian untuk produk
pendukung di sini yakni Tasus Salimah, Landax, Martabak Ireng, Batang Coffee,
wayang golek, Kioni, BJO Furface, kupu-kupu daun, tenun gendong, komunitas
miniatur kapal kayu, The Rayap dan sebagainya,” jelasnya.
Menurutnya, animo
pengunjung di stan Ekraf luar biasa, hampir semua produk Ekraf di sini laris
manis diburu pengunjung. Selain promosi, KEK juga memamerkan agenda-agenda dan
program KEK, serta sertifikat apresiasi kreasi Indonesia dari Kementerian
Pariwisata kepada BJO Furface, Bakoel Jamu dan Kioni.
Sementara itu, Owner
Bakoel Jamu, Ginanjar Saputra mengatakan, produk jae ale yang tengah dibranding
Ekraf. Jae ale ini minuman fermentasi jahe dan lemon yang dikemas dengan botol
kaca unik. Jae ale dengan sensasi soda rasa lemon ini mulai digandrungi kaum
milenial.
“Usaha ini bermula dari
keinginan untuk mengajak masyarakat mengonsumsi jamu yang saat ini mulai
ditinggalkan. Sejak kecil saya familiar dengan jamu. Saya mencoba meracik jamu
dan mengemasnya agar jamu naik kelas, sehingga para kawula muda tak sungkan
minum jamu seperti minum kopi atau teh,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang
sama, Pemilik Nala Indonesian Tea, Ratih Anggun Perdhani mengungkapkan, bahwa
Nala Indonesian Tea mendukung gaya hidup sehat yang sekarang ini sudah mulai
banyak dilakukan oleh masyarakat.
“Kami mengemas produk
teh premium lokal terbaik yaitu petikan pucuk +2 daun di bawahnya, hand
plucking, homemade, serta membuat aneka varian teh artisan yaitu natural blend,
berbahan dasar teh, tisane, dried fruits, dan aneka rempah tanpa bahan tambahan
essence ataupun bahan kimia dengan harga terjangkau dan kualitas terbaik,” ujar
dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)