Pesona Ubud Brayo, Kolaborasi UMKM dan Kearifan Lokal
Batang Melihat hamparan sawah yang menghijau dengan pola teras sering, dihiasi payung di tepiannya, serasa berada di Ubud Bali. Namun, nyatanya suasana yang disaksikan itu bukanlah di Pulau Dewata, melainkan di Desa Brayo, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang.
Batang
Melihat hamparan sawah yang menghijau dengan pola teras sering, dihiasi
payung di tepiannya, serasa berada di Ubud Bali. Namun, nyatanya suasana yang
disaksikan itu bukanlah di Pulau Dewata, melainkan di Desa Brayo, Kecamatan Wonotunggal,
Kabupaten Batang.
Ubud
Brayo, itu nama yang disematkan untuk salah satu destinasi yang secara tata
letaknya sangat mirip dengan Ubud Bali.
Pengelola
Ubud Brayo Muhammad Nawawi mengatakan, selain letaknya yang strategis, Ubud
Brayo pun memiliki potensi besar, untuk berkembang pesat, melihat perkembangan
Kabupaten Batang yang sedang menuju Kota Industri.
“Sebentar
lagi akan hadir Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, selayaknya warga setempat tidak hanya
menjadi penonton, tapi ikut berperan dengan potensi alam yang ada. Ubud Brayo
ini masih alami, dan mengolaborasikan antara kearifan lokal dan pelaku UMKM
setempat, bisa dijadikan daya tarik bagi wisatawan mancanegara ketika KIT
beroperasi,” katanya,
saat ditemui di Ubud Brayo, Wonotunggal, Kabupaten Batang, Minggu (6/3/2022).
Secara
ekonomi pun warga setempat ikut merasakan dampak positifnya. Sebab seluruh
karyawan didominasi warga setempat.
“Kami
memberdayakan kaum ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan mantan
asisten rumah tangga,” jelasnya.
Bentuk
pemberdayaan lainnya adalah dengan mengikutsertakan 8 pelaku UMKM menjajakan
produk-produk olahannya.
“Ada
menu garang asem, aneka botok dan lainnya yang semuanya buatan UMKM Desa Brayo.
Namun ada menu khusus yang menjadi incaran pengunjung yakni Mangut Ayam, Kepala
Ikan Manyung,” ungkapnya.
Jumlah
pengunjung di hari kerja mencapai 300 orang, namun ketika akhir pekan meningkat
hingga 500 0rang. Selain
itu, Ubud Brayo juga bekerja sama dengan Bumdes setempat dalam pengelolaan
lahan parkir.
“Untuk
parkir seluruhnya dikelola oleh Badan usaha milik desa (Bumdes) dan hasilnya juga 100
persen dimasukkan untuk Bumdes,” terangnya.
Ia
menambahkan, sesuai permintaan pengunjung, ke depan akan dilakukan penambahan dengan
dibangun sebuah pendapa.
“Ternyata
pengunjung butuh tempat, apabila ingin mengadakan acara intern seperti kalangan
keluarga atau komunitas,” tuturnya.
Tidak perlu khawatir karena pembangunannya
tidak akan merusak kearifan lokal yang sudah ada.
“Nantinya
konsepnya tidak merusak sawah, karena dengan meratakan tanah, tapi bangunannya
semipermanen. Pendapa itu bisa juga digunakan untuk istighosah bersama warga
setempat,” tegasnya.
Salah
satu pengunjung, Umay dari Kabupaten Pekalongan mengungkapkan, sudah beberapa
kali berkunjung ke Ubud Brayo karena melihat suasana yang mirip dengan Bali.
“Saya
sudah dua kali ke sini, yang paling membuat nyaman itu suasananya seperti di
Bali betulan. Makanannya juga enak-enak, paling suka Botok Telur Asinnya sama Kepala
Ikan Manyung sedap sekali,” ujar dia.
Ia
juga mendukung dengan diikutsertakannya warga sekitar untuk bergabung menjadi
karyawan atau mempromosikan produk-produk kulinernya.
“Ini
bagus sekali, berarti kan mengembangkan potensi sumber daya manusianya supaya
tambah maju, terus sumber daya alamnya dimanfaatkan jadi tempat wisata kuliner
yang unik,” imbuhnya. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)