PTPN Jadikan Batang Pilot Project Swasembada Gula Konsumsi Pada 2025
Batang - Bupati Batang Wihaji menerima kunjungan kerja Holding PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) tentang peluang kerjasama lahan tebu di Kabupaten Batang terkait swasembada pangan di Ruang Abirawa Bupati, Kabupaten Batang, Jumat (4/3/2022).
Batang - Bupati Batang
Wihaji menerima kunjungan kerja Holding PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) tentang
peluang kerjasama lahan tebu di Kabupaten Batang terkait swasembada pangan di
Ruang Abirawa Bupati, Kabupaten Batang, Jumat (4/3/2022).
Bupati Batang Wihaji
mengatakan, bahwa PTPN melihat Kabupaten Batang ada potensi lahan beberapa hektar
(Ha) untuk ditanami tebu. Kondisi saat ini Kabupaten Batang mempunyai lahan
tanaman tebu 692 Ha yang menghasilkan 48.048 ton yang tercatat Pabrik gula di Sragi.
“Kedepan usul dari Dirut
PTPN apa yang bisa dilakukan, sehingga nanti masyarakat mendapatkan manfaat lebih
banyak ketika menanam tebu. Pemkab Batang akan siap membantu jika memang PTPN
bisa mensejahterakan masyarakat yang menanam tebu,” jelasnya.
Peluang ini akan kita
awali dengan demplot terlebih dahulu yang akan kita koordinasikan lewat Kepala
Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang yang rencana ada 5 kecamatan yang
masing-masing 10 Ha ditanami tebu.
Sementara itu, Direktur
Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan, hari ini kita kunjungan ke
Bupati Batang Wihaji yang berkaitan dengan perintah Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo memiliki program jangka panjang bagaimana Indonesia dapat
swasembada gula konsumsi di tahun 2025.
“BUMN jika melihat dari
undang-undangnya adalah panjang tangan Pemerintah pusat. Jadi BUMN dalam
aktivitasnya bukan mencari untung saja tetapi menjalankan fungsi Pemerintah
pusat juga,” terangnya.
Keinginan Presiden
Republik Indonesia Joko Widodo pada tahun 2025 bisa swasembada gula konsumsi
upaya yang kami lakukan pertama memperkuat industri dahulu seperti pabrik yang
akan diperbaiki dan jika belum ada pabrik maka akan kami bangun.
“Dahulu pada tahun 1930
Indonesia pernah menjadi eksportir terbesar kedua dengan hasil 15 juta ton,
tetapi sekarang malah menjadi importir bahkan kita membeli gula dari luar
negeri 4,6 juta ton dari total 7 juta ton kebutuhan yang sisanya hasil dalam
negeri,” ungkapnya.
Permasalahan yang
sekarang dialami petani karena tidak menguntungkan jika menanam tebu. Untuk itu
kita akan perbaiki mulai dari pabrik, bibit-bibit tebu, nanti harus ada
kreditnya, dan bagaimana petani dengan pabrik gula harus menjadi mitra.
“Oleh karena itu, PTPN
berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah seperti yang kami lakukan saat ini
dengan Pemkab Batang, karena melihat potensi lahan disini juga luar biasa
rencananya akan kami jadikan pilot project,” tegasnya.
Ia manargetkan, PTPN
pada tahun 2025 dapat menghasilkan gula konsumsi 8 juta ton sedangkan sekarang
masih 5 juta ton. Saya optimis bisa menambah 3 juta ton dalam tiga tahun ini.
“Terpenting saya ingin
membuat petani tebu lebih sejahtera dari pada petani padi,” ujar dia. (MC
Batang, Jateng/Roza/Jumadi)