Generasi Berakhlak Perlu Dibentuk Sejak Dini
Batang Menghadapi kemajuan zaman, orang tua harus mempersiapkan anak-anaknya agar mampu bersaing secara sehat dengan kompetensi yang dimiliki. Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Batang berupaya membentuk generasi yang berakhlakul karimah sejak dini, dengan menggelar Lomba Batita Sehat, dalam rangka Hari Lahir Muslimat NU Ke-76.
Batang
Menghadapi kemajuan zaman, orang tua harus mempersiapkan anak-anaknya agar
mampu bersaing secara sehat dengan kompetensi yang dimiliki. Pimpinan Anak Cabang
(PAC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Batang berupaya membentuk generasi yang
berakhlakul karimah sejak dini, dengan menggelar Lomba Batita Sehat, dalam rangka Hari Lahir Muslimat
NU Ke-76.
Ketua
PAC Muslimat NU Batang Uswatun Hasanah mengatakan, tujuan utama kegiatan ini supaya
dapat memotivasi para kaum ibu untuk menjaga dan memenuhi gizi yang sehat bagi
putra-putrinya, agar memiliki fisik yang kuat.
“Berikan
yang terbaik untuk putra-putrinya agar terbentuk generasi qurani,” katanya, saat meninjau
pelaksanaan Lomba Batita Sehat, di Panti Asuhan Darul Hadlonah, Karangasem
Utara, Kabupaten Batang, Kamis (3/3/2022).
Ia
memastikan, penilaian sepenuhnya diserahkan kepada para dewan juri yang sudah
mumpuni.
“Kriteria
penilaian meliputi pengukuran lingkar kepala, tinggi badan dan lainnya,” jelasnya.
Dalam
mendidik anak, orang tua terutama ibu harus penuh kasih sayang dan perhatian.
“Sangat
mengkhawatirkan karena ibunya bermain gawai, bahkan anaknya yang masih kecil juga
dibiarkan main gawai biar tenang. Tapi kaum ibu yang baik adalah Kartu Menuju Sehat (KMS)-nya
selalu mengalami peningkatan, sebagai bukti telah memberikan gizi yang baik
untuk anaknya,” terangnya.
Ia
mengharapkan, orang tua memberikan asupan berbahan alami dan mengurangi makanan
cepat saji.
Dewan
juri lomba, dr. Frans Saputra menyampaikan,
dalam mendidik anak perlu ketelatenan, karena di usia kurang dari tiga tahun,
sering kali sulit disuruh makan.
“Paling
tidak ibunya harus kreatif dan inovatif agar anaknya mau makan makanan sehat
dan bergizi, sehingga nutrisi tubuhnya terpenuhi,” imbaunya.
Ia
menyarankan, ibu-ibu untuk meminimalkan anaknya mengonsumsi makanan cepat saji
karena tidak diketahui berapa banyak kandungan gizinya.
“Tidak
masalah jika sesekali anak mengonsumsi makanan cepat saji. Paling tidak sebulan
sekali masih dikategorikan wajar,” ujar
dia.
Sementara, Ani orang tua dari
Hilya batita berusia 2 tahun menuturkan, setiap hari putrinya memang selalu
lincah dan aktif melakukan banyak aktivitas.
“Pola
makannya masih standar layaknya batita seusianya. Cuma geraknya yang selalu
aktif,” ungkapnya.
Ia
mengharapkan, putrinya menjadi anak pandai dan salehah sehingga bisa
membanggakan kedua orang tua. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)