Teknologi Inseminasi Buatan RS QIM Bantu Pasutri Punya Momongan
Batang Kehamilan merupakan salah satu hal yang didambakan oleh setiap Pasangan suami istri (Pasutri), namun kesempatan itu tidak selalu dimiliki oleh pasangan yang telah menikah. Maka melalui teknologi inseminasi buatan, Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (QIM) Batang berupaya untuk membantu Pasutri agar cepat memiliki momongan.
Batang
Kehamilan merupakan salah satu hal yang didambakan oleh setiap Pasangan suami
istri (Pasutri), namun kesempatan itu tidak selalu dimiliki oleh pasangan yang
telah menikah. Maka melalui teknologi inseminasi buatan, Rumah Sakit Qolbu
Insan Mulia (QIM) Batang berupaya untuk membantu Pasutri agar cepat memiliki
momongan.
Direktur
RS QIM Batang dr. Ratna Ismoyowati, MARS mengatakan, layanan kesehatan ini
dapat terealisasi berkat kerja sama dengan Morula IVF, untuk membantu Pasutri
yang belum memiliki momongan karena infertil atau kurang subur, menggunakan
kecanggihan teknologi.
“Kami
selalu mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Dan untuk layanannya memang
tidak termasuk dalam BPJS Kesehatan,” katanya usai meresmikan Klinik Fertilitas
Indonesia, di RS QIM Kabupaten Batang, Rabu (26/1/2022).
Selama
ini banyak Pasutri yang belum punya momongan melakukan berbagai upaya, namun
belum membuahkan hasil. Melalui teknologi medis ini kami berusaha mempertemukan
antara sel sperma suami yang sehat ke dalam rahim istri.
Manajer
Operasional Morula IVF Sigit Ardyansyah menyampaikan, inseminasi buatan
merupakan sebuah prosedur medis untuk mengatasi masalah infertilitas, bagi
Pasutri.
“Sperma
diambil yang paling bagus untuk disemprotkan ke rahim dengan syarat salurannya
tidak ada penyumbatan,” ungkapnya.
Berbagai
layanan yang diberikan yakni sperma analisa, inseminasi, Histerosalpingografi
(HSG) dan Transvaginal.
Ia
menerangkan, pasien akan dilakukan proses skrining awal yakni transvaginal yang
memasukkan alat ke rahim, lalu proses HSG untuk mengetahui ada penyumbatan atau
tidak di saluran tuba.
“Jika
tidak ada sumbatan layak untuk inseminasi, tapi jika sebaliknya mau tidak mau
harus In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung,” terangnya.
Begitu
pula dengan sel sperma suami akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
mengetahui kesehatan sel sperma.
“Waktu
yang dibutuhkan sejak pemeriksaan sperma hingga inseminasi maksimal 14 hari
atau 4-5 kali pertemuan,” jelasnya.
Ia
memastikan, untuk program kehamilan inj tidak termasuk dalam layanan BPJS
Kesehatan.
“Alasannya
karena memang infertilitas ini belum menjadi syarat utama seperti kanker atau
penyakit lainnya yang persentasenya tinggi,” tegasnya.
Besaran
biayanya mencapai Rp7,5 juta di luar konsultasi dokter. Dengan tingkat
keberhasilan mencapai 15 persen.
“Kami
telah membuka cabang di beberapa rumah sakit di antaranya: Brebes, Tegal,
Pekalongan, Batang, Semarang hingga Pati,” ujar dia.
Kepala
Dinas Kesehatan Batang dr. Didiet Wisnuhardanto menambahkan, pelayanan yang
diberikan oleh RS QIM sangat positif karena membantu mendekatkan masyarakat agar
terlayani dengan baik.
“Untuk
besaran biayanya perlu disosialisasikan agar masyarakat memahami secara benar.
Sebab ada sebagian warga ada yang mengira pelayanan ini termasuk dalam BPJS
Kesehatan, padahal tidak,” tuturnya.
Ketidaksuburan
pada pasutri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain : rokok,
tingkat stres yang tinggi. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)