Penyandang Tuna Netra di Batang Sangat Ahli Manfaatkan Teknologi Dalam Bekerja
Batang - Dua orang penyandang tuna netra atau low vision yang penglihatannya lemah sampai 10% saja di Kabupaten Batang bernama Rizkianto dan Kukuh Kurnia sama-sama menjadi guru kelas Tuna Grahita di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Batang.
Batang - Dua orang
penyandang tuna netra atau low vision
yang penglihatannya lemah sampai 10% saja di Kabupaten Batang bernama Rizkianto
dan Kukuh Kurnia sama-sama menjadi guru kelas Tuna Grahita di Sekolah Luar
Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Batang.
Meskipun mereka
penyandang tuna netra, tetapi sangat cekatan untuk bermain gawainya dari
menulis pesan hingga melihat laporan pekerjaan di emailnya. Dalam pemanfaatan
teknologi keduanya tidak kalah bersaing dengan yang normal.
Sampai salah satunya
dipercaya memegang ketua laboratorium komputer di SDLB Kabupaten Batang.
“saya dapat memainkan
gawai sudah sangat lama dan sebetulnya saya sangat tertarik dengan teknologi
ternyata pengetahuan tentang itu sangat luas sekali,” kata Guru Kelas 5 Tuna
Grahita Rizkianto saat ditemui di SLB Negeri Kabupaten Batang Selasa
(30/11/2021).
Bahkan saya sempat
mengikuti perlombaan dari Kementerian Kominfo tentang website.
“Cara menggunakan gawai,
saya menggunakan screen reader yang
sekarang sudah ada disemua gawai Android. Dengan screen reader saya mudah mencari menu-menu yang diinginkan seperti
email dan bahkan WhatshApp dengan mengandalkan menscroll saja pada layarnya
akan muncul suara nama menu tersebut,” jelasnya.
Sebetulnya juga saya
dapat melihat tulisan dan membacanya, tetapi melihatnya harus sangat dekat
dengan jarak 5cm hingga 10cm baru dapat terbaca.
Pemakaian teknologi
untuk penyandang tuna netra, lanjut dia, tidak berpengaruh banyak karena kita
tetap dapat bekerja dan memakainya seperti biasa. Alhamdulillah didukung juga
dari gawai yang kita pakai teknologinya sudah sangat pintar jadi kebutuhannya
ada seperti screen reader dan soft braille keyboard.
“Kedepannya saya ingin
ada website dari Pemerintah Kabupaten Batang yang menyediakan suara dalam
penyajiannya, jadi sebagai penyandang tuna netra juga dapat mengikuti
perkembangan berita di Kabupaten Batang,” ungkapnya.
Sementara, Guru Kelas 3
Tuna Grahita SLB Kabupaten Batang Kukuh Kurnia mengatakan, kalau saya sendiri
benar-benar tidak dapat melihat jadi saya kalau menulis mengandalkan menu soft braille keyboard untuk menulis di
gawai.
Dengan kode-kode angka
yang harus ditekan akan memunculkan satu huruf, jadi saya rasa itu cukup cepat untuk
menulis dengan kondisi kita yang penyandang tuna netra.
“Memang kita mempunyai
sedikit kekurangan dalam hal melihat, tetapi tidak mematahkan semangat untuk
berkembang mengikuti jaman seperti perkembangan teknologi sekarang ternyata
penyandang tuna netra juga dapat menguasai gawai seperti orang normal pada
umumnya,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)