Kebun Semampir Batang Sukses Budidaya Alpukat Kendil
Batang - Tidak seperti buah alpukat biasanya, kini mulai banyak dikembangkan alpukat dengan varietas Kendil atau alpukat Giant (raksasa).
Batang - Tidak seperti buah
alpukat biasanya, kini mulai banyak dikembangkan alpukat dengan varietas Kendil
atau alpukat Giant (raksasa).
Alpukat ini pun
berukuran dua sampai tiga kali lipat dari alpukat pada umumnya. Di Batang pun
alpukat jenis ini mulai dibudidayakan, salah satunya seperti yang ada di Kebun
Semampir. Satu buah alpukat inipun beratnya kisaran 800 gram hingga 2 kg.
“Jenis alpukat kendil
ini belum banyak dibudidayakan di Kabupaten Batang. Sehingga ke depannya bisa
merintis agrowisata alpukat, sehingga nantinya masyarakat bisa menikmati wisata
petik buah dan edukasi penanaman buah di Kebun Semampir,” kata Pengelola Kebun
Semampir, Isnen Ambar Santosa saat ditemui di Desa Semampir, Kecamatan Reban,
Kabupaten Batang, Senin (8/11/2021).
Kabupaten Batang,
lanjut dia, sudah ada alpukat jenis kendil, tapi belum banyak yang
membudidayakan. Karena itu, kita akan kembangkan menjadi rintisan agrowisata
dan wisata edukasi. Disini juga ada pembuatan pupuk organik yang kita pakai
untuk buah-buahan yang dikembangkan.
Dijelaskannya, pihaknya
akan menerapkan program standarisasi kualitas dan kuantitas pangan. Dimana
nantinya akan dikembangkan pertanian berbasis industri, dengan tujuan adanya
peningkatan dampak ekonomi secara luas untuk petani.
Alpukat Kendil produksi
Kebun Semampir dijual dengan harga mulai dari Rp50.000,00 - Rp65.0000,00 per
kg.
“Kebun semampir ini ada
sekitar 52 pohon, biasanya dapat dipanen dua kali selama setahun. Dimana sekali
panen satu pohon bisa menghasilkan sekitar 60-70 kg buah,” jelasnya.
Pemasaran produk ini
secara online dikirim ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Surabaya dan
lainnya. Tak hanya alpukat, Kebun Semampir juga telah membudidayakan aneka
produk holtikultura lainnya. Seperti jeruk, melon, jahe gajah, kapulaga, kunyit
dan lainnya.
“Di sini kami
menghasilkan produk dan turut serta mendampingi menjadi mitra kami, sehingga
produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan standar nasional ataupun Food and Agriculture Organization (FAO),”
ujar dia.
Karena selama ini
kebutuhan ekspor belum tercukupi lantaran perbedaan kualitas dan kuantitas yang
ada. Sehingga dengan adanya penerapan standar yang sama, maka produk yang
dihasilkan Kebun Semampir dapat mencukupi kebutuhan industri. (MC Batang,
Jateng/Roza/Jumadi)