Enam Perpustakaan di Batang Menuju Akreditasi
Batang - Sebanyak enam perpustakaan di Kabupaten Batang mengikuti workshop dan pendampingan untuk memperoleh akreditasi, yang meliputi perpustakaan desa, sekolah, khusus maupun perpustakaan Batang.
Batang - Sebanyak enam perpustakaan di Kabupaten
Batang mengikuti workshop dan pendampingan untuk memperoleh akreditasi, yang
meliputi perpustakaan desa, sekolah, khusus maupun perpustakaan Batang.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
(Disperpuska) Batang Rahmat Nurul Fadilah mengatakan, akreditasi harus dimiliki
perpustakaan untuk memastikan telah berstandar nasional atau belum.
“Ini demi memberikan pelayanan yang maksimal, maka
setiap perpustakaan harus memiliki standar yang pasti,” katanya, saat ditemui
di Gedung Pramuka Kabupaten Batang, Senin (1/11/2021).
Ia menjelaskan, dari 15 perpustaan yang disiapkan
ada 6 yang lolos untuk mengikuti akreditasi.
“6 perpustakaan yang akan mengikuti akreditasi nasional
antara lain: Perpustakaan Batang, Perpustakaan Khusus Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum (JDIH) Bagian Hukum, SMAN 1 Batang, SMKN 1 Batang, SMPN 1
Warungasem dan SD Negeri Bandar 2,” jelasnya.
Ia menegaskan, semua perpustakaan diperbolehkan
mengikuti akreditasi. Namun karena proses yang tidak mudah, akhirnya tidak
semua perpustakaan lolos seleksi.
Beberapa standarisasi yang harus terpenuhi yakni
koleksi perpustakaan, sarana prasarana, pelayanan, tenaga/karyawan,
penyelenggaraan dan pengelolaan.
“Jumlah perpustakaan di SD 456, SMP 78, desa 54 dan
perpustakaan Bagian Hukum,” terangnya.
Pihaknya selalu memotivasi desa untuk mendirikan
Perpusdes dengan memanfaatkan Dana Desa.
“Desa harus membangun sumber daya manusia, tidak
hanya sarana fisik saja,” tegasnya.
Sekretaris Disperpuska Batang M. Saefudin Zuhri
menerangkan, persiapan untuk memperoleh akreditasi nasional dimulai sejak bulan
Maret hingga Oktober.
“Perlengkapan dari 6 perpustakaan itu sudah lengkap.
Animo untuk mendapat akreditasi sangat besar, namun tenaga yang masih kurang
maksimal,” ungkapnya.
Beberapa penyebab belum lolos untuk diikutkan
akreditasi nasional karena masih banyak persyaratan yang belum terpenuhi.
“Penyebab utama mereka gagal karena koleksi buku dan
sarana prasarana yang belum lengkap,” tuturnya.
Sementara, Kepala bidang Perpustakaan Satriyo Rah
Wicaksono menambahkan, untuk membangun Perpusdes, tidak hanya diisi dengan
membaca buku saja. Namun lebih dioptimalkan sebagai pusat kegiatan masyarakat.
“Saat ini kami sudah mulai menggerakkan perputakaan
keliling ke sekolah, untuk meningkatkan kesadaran literasi sejak usia
produktif,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)