Tazakka Kembangkan AIST, Santri Diajarkan Transaksi Nontunai
Batang - Pondok Modern (PM) Tazakka mulai beradaptasi dengan modernisasi teknologi, yakni mengembangkan Academic Information System of Tazakka (AIST), untuk mengajarkan kepada para santri membiasakan diri bertransaksi secara nontunai.
Batang - Pondok Modern (PM) Tazakka mulai beradaptasi dengan
modernisasi teknologi, yakni mengembangkan Academic
Information System of Tazakka (AIST), untuk mengajarkan kepada para santri
membiasakan diri bertransaksi secara nontunai.
Pimpinan PM Tazakka Ustaz Anang Rikza Mashadi mengatakan,
para santri sudah beradaptasi terhadap perubahan zaman.
“Di sini alhamdulillah sudah cashless (sistem pembayaran tanpa uang tunai), semuanya pakai kartu
Cashless Tazakka,” katanya, usai
menunjukkan cara kerja teknologi AIST, di PM. Tazakka, Kecamatan Bandar,
Kabupaten Batang, Sabtu (18/9/2021).
Dijelakannya, aplikasi tersebut dirancang dan dikembangkan oleh
tim teknologi informasi. Perlu diketahui, sistem AIST seluruh dibuat oleh para
santri dan alumni yang berkompeten di bidangnya.
“Tidak ada kerja sama dengan pihak lain dalam pembuatan
aplikasi. Ini murni dibuat santri dan alumni,” jelasnya.
Dalam aplikasi tersebut, terdapat beragam sistem informasi
akademik, seperti nilai, rapor, absensi.
“Orang tua santri juga dimudahkan jika ingin mentransfer
uang kepada anaknya, tidak perlu lagi ngasih uang cash, karena tidak berlaku
uang tunai di sini,” terangnya.
Santri pun dimudahkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Misalnya jika ingin membeli makanan kecil, peralatan mandi dan lainnya, semua
dilakukan pakai kartu Cashless
Tazakka.
Ia memastikan, aplikasi buatan para santrinya itu tidak
untuk dikomersilkan.
“Pondok-pondok lain sudah banyak memakai aplikasi kami dan
saya wakafkan itu. Aplikasi ini berkat kerja sama orang banyak, jadi dibagikan
saja, namanya wakaf sistem,” tuturnya.
Ia menambahkan, modernisasi merupakan bagian dari ajaran
Islam. Bedakan antara modernisasi dengan westernisasi.
“Kalau westernisasi kebarat-beratan kita tolak, semua serba
berpakaian terbuka dan pergaulan bebas, itu bukan modernisasi. Tapi kalau
modernisasi itu sesuai dengan anjuran agama kita, harus maju, fisioner,
beradaptasi dengan zaman,” tegasnya.
Salah satu santri, Fahri Ahmad mengutarakan, teknologi
aplikasi buatan para santri dan alumni PM Tazakka memudahkan semua kegiatan.
“Alhamdulillah dengan adanya mesin ini para santri jadi
lebih mudah dalam bertransaksi. Kalau dulu masih zamannya uang tunai, itu ribet
misalnya kita punya uang besar kembaliannya susah, tapi dengan mesin ini nanti
tinggal menunjukkan kartu Cashles
Tazakka discan langsung selesai,” ungkapnya.
Keuntungan lain, lanjut dia, santri lebih mudah dalam
berinfaq, wakaf dan melakukan transaksi lainnya.
“Kita bisa mengecek berapa saldo kita dan orang tua kita
sudah mentransfer apa belum. Kita juga
bisa mentransfer ke teman apabila mempunyai kekurangan uang atau apapun,” ujar
dia.
Ia lebih sering memanfaatkan aplikasi tersebut untuk berinfaq
dan bersedekah. Selain itu juga untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di
koperasi pelajar.
“Semoga Tazakka bisa lebih maju lagi, lebih mempermudah
transaksi para santrinya,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)