Webinar Literasi Digital, Ajak Warga Batang Sadar Teknologi
Batang - ”Membangun Kesadaran Teknologi Digital Sejak Dini” menjadi topik yang hangat dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan Kementerian Kominfo dan Debindo untuk mengajak masyarakat Kabupaten Batang sadar akan pentingnya peran teknologi dalam kehidupan di era 4.0.
Batang - ”Membangun Kesadaran Teknologi Digital
Sejak Dini” menjadi topik yang hangat dibahas dalam webinar literasi digital
yang diselenggarakan Kementerian Kominfo dan Debindo untuk mengajak masyarakat
Kabupaten Batang sadar akan pentingnya peran teknologi dalam kehidupan di era
4.0.
Webinar yang dipandu konten kreator M. Arfin ini
menghadirkan empat narasumber utama: Novi Kurnia dosen Departemen Ilmu
Komunikasi, Fisipol, UGM Yogyakarta; Ida Ayu Putu Sri Widnyani, pengajar
Universitas Ngurah Rai; Sopril Amir dari Tempo Institute; Kholilul Rahman dari
Lakpesdam NU, plus Oka Fahreza sebagai key opinion leader (KOL), yang
diselenggarakan Senin (7/6/2021) lalu.
Seperti diketahui, kegiatan yang merupakan bagian
dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital ini telah
dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu. Setiap narasumber
webinar akan menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital,
yakni Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital
Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital
(Digital Skills).
“Kita harus cakap bermedia social, diantaranya
dengan aktif mengikuti kegiatan literasi digital. Sebab, melalui literasi
digital kita mendapatkan pendidikan digital skills untuk melakukan kegiatan
masif, yakni mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif,
kreatif, dan produktif,” kata Pengajar Universitas Ngurah Rai - Denpasar Ida
Ayu Putu Sri Widnyani saat di hubungi melalui WhatsApp, Sabtu (13/6/2021).
Itulah, Lanjut dia, yang menjadi dasar meningkatkan
kemampuan akal pikir untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar
dampak negatif penggunaan internet.
Terkait itu, memang masih banyak masalah yang
muncul. Di antaranya terkait kurangnya pengetahuan dasar tentang perangkat
lunak dan perangkat keras, kompetensi dalam mengakses, menyeleksi, memahami dan
menganalisis hoaks. Juga dalam penyalahgunaan perangkat.
Ia menambahkan, pada dasarnya kita memiliki
tingkatan literasi digital. Dimulai dengan digital kompetensi, yang di dalamnya
menyangkut skill, concept, dan approaches. Lalu, digital professional
yang di dalamnya terkait disiplin dan kemampuan mengatur waktu: kapan kita menggunakan
perangkat. Siapa yang menggunakan perangkat, untuk apa, juga dampaknya apa.
”Semakin banyak dan cepat dalam berdigital,
diharapkan semakin banyak memberikan inovasi yang bermanfaat. Tidak sekadar
menguasai teknologi, tapi juga mampu bertanggung jawab terhadap yang kita
lakukan,” tegasnya.
Di sesi lain, Sopril Amir dari Tempo Institute
menyampaikan urgensi membangun kesadaran etik digital (sejak dini). Yakni
antara lain memaparkan bagaimana mengenal etika digital yang merupakan bagian
dari budaya digital.
”Budaya digital itu sendiri kita pahami sebagai
seperangkat nilai, rujukan dan aturan tentang hubungan antar pengguna jagad
digital agar bisa mendatangkan manfaat bagi semua pihak,” jelasnya.
Menurut Sopril, jagad digital adalah ruang interaksi
yang menggunakan perangkat teknologi. Efeknya begitu cepat untuk dibagi satu
sama lain, sehingga membuat dunia tampak bergerak lebih cepat.
”Meskipun banyak tipuan dan kejahatan yang muncul,
dunia digital memungkinkan banyak hal positif. Di antaranya, hubungan yang
lebih egaliter, lebih setara, dan membuat kita terbiasa mendapat tanggapan
seketika dalam berkomunikasi,” tuturnya.
Ditambahkan, jagat digital bukan dunia fisik.
Sehingga, banyak masalah lama yang belum terbukti bisa dihilangkan dengan
teknologi digital.
”Misalnya, ketimpangan, dominasi, manipulasi dan
penipuan, serta berbagai jenis kejahatan lainnya. Begitu juga kecepatan yang
bisa berbending terbalikl dengan ketepatan, kedalaman, bahkan kebenaran,” katanya.
koordinator nasional Jaringan Pegiat Literasi Digital
(Japelidi) Novi Kurnia menyampaikan, sejumlah fakta seputar realitas dunia digital
saat ini dan dampaknya terhadap kehidupan. Selanjutnya, Novi fokus menjelaskan
beragam aspek keselamatan (safety) di dunia digital dalam perspektif aman
bermedia digital.
Selain membahas berbagai tantangan keamanan digital,
Novi Kurnia juga menguraikan perilhal kompetensi keamanan digital hingga tips
teknis bagaimana memproteksi perangkat digital. Juga, memproteksi identitas dan
data pribadi serta mewaspadai penipuan digital dan memahami jejak digiral.
Di wilayah Kabupaten Batang, Kementerian Kominfo RI
akan menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin
Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Kegiatan Webinar Literasi Digital ini bertujuan
untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap
digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa. Masyarakat dapat
terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media social
Instagram@siberkreasi. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)