Perempuan Produktif, Piawai Memanfaatkan Teknologi Digital
Batang - Era industri 4.0 erat kaitannya dengan teknologi digital yang menuntut kepiawaian kaum perempuan produktif untuk mengoperasikan gawai dalam kegiatan perekonomian.
Batang - Era industri 4.0 erat kaitannya dengan
teknologi digital yang menuntut kepiawaian kaum perempuan produktif untuk
mengoperasikan gawai dalam kegiatan perekonomian.
Untuk menunjang kemampuan kaum ibu di bidang tata
boga, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Batang dan Dinas Perempuan dan Anak
Provinsi Jawa Tengah menggelar Pelatihan Peningkatan Produktivitas Ekonomi
Perempuan (PPEP), dengan memgundang produsen tepung terigu Rose Brand dan
Kepala Komunikasi Google Gapura Digital.
“Kaum ibu di sini sudah punya usaha di bidang
kuliner khususnya produsen tempe. Dengan kami menambah satu keterampilan
membuat kue, nanti bisa dikembangkan lebih optimal, untuk menambah pendapatan
keluarga,” kata Kepala Seksi Perlindungan Perempuan, Dinas Perempuan dan Anak,
Provinsi Jawa Tengah, Asteria Dewi di Balai Desa Lebo, Kecamatan Warungasem,
Kabupaten Batang, Kamis (27/5/2021).
Terkait pemanfaatan teknologi digital, dia mendukung
agar kaum perempuan harus memiliki kreativitas dalam memasarkan produk
olahannya. Di masa pandemi Covid-19 tidak harus membuka lapak dagangan secara
konvensional.
“Sekarang ini kalau membuka lapak itu kan butuh
biaya yang tidak sedikit. Nah kalau zaman serba digital, pemasaran online
sangat dibutuhkan, apalagi yang punya anak remaja, bisa membantu orang tua
memasarkan produk kulinernya,” jelasnya.
Ia mengimbau, perempuan yang memanfaatkan teknologi
digital untuk memasarkan produknya akan selangkah lebih maju dalam dunia bisnis
di era industri 4.0.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (PPPA), DP3AP2KB Batang Esti Herlina mengatakan, pertemuan ini sangat
bermanfaat bagi kaum perempuan, karena pelatihan yang didapat semakin
memaksimalkan kompetensi yang telah dimiliki sebelumnya.
“Bulan depan akan ada kunjungan dari anggota DPRD
Provinsi Jawa Tengah, itu bisa dimanfaatkan untuk berdialog langsung tentang
permasalahan perempuan dan dunia bisnis di era digital,” katanya.
Kepala Komunikasi dari Google Gapura Digital, Fery
Setyawan mengutarakan, pemasaran secara online tentu akan lebih efisien,
terbukti selama pandemi target yang diharapkan Kementerian Kominfo RI, ternyata
telah tercapai hanya dalam waktu satu tahun.
“Di masa pandemi para pelaku usaha yang semula
bergerak secara konvensional, sekarang mau tidak mau harus menyesuaikan diri
dengan pemasaran online,” terangnya.
Tantangan yang sering dihadapi pelaku UMKM di masa
pandemi, lebih cenderung pada persaingan yang cukup ketat.
“Persaingan justru dari dalam negeri, karena
banyaknya karyawan yang dirumahkan atau mengalami Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK), mayoritas beralih sebagai pelaku UMKM, otomatis persaingan semakin
ketat,” ungkapnya.
Ia menyarankan, untuk memenangkan persaingan di era
digital, kaum perempuan harus berkolaborasi dengan berbagai kelompok usaha
lain.
“Membangun usaha bersama jauh lebih efektif. Saya
yakin dalam satu kelompok hanya
orang-orang tertentu yang menguasai teknologi pemasaran, sedangkan
lainnya khusus di bidang produksi,” ujar dia.
Salah satu peserta pelatihan, Siti Fadilah
mengungkapkan, pelatihan pemasaran online sangat berguna untuk meningkatkan
pendapatan, karena saat ini sedang mengembangkan bisnis menggunakan teknologi
digital.
“Saya jualan pakaian gamis secara online. Dan Alhamdulillah kemarin sudah coba
produksi makanan kecil mi goreng yang dijual secara online ternyata lumayan
laku,” ungkapnya.
Ia mendukung pelatihan pembuatan makanan kecil
seperti kue onde-onde dan bikang, sehingga dapat menambah ilmu di bidang
kuliner.
“Nanti bisa dipraktikkan, mungkin bisa membuat
olahan menu makanan kecil lainnya yang diminati anak-anak,” pungkasnya. (MC
Batang, Jateng/Heri/Jumadi)