Dispaperta Batang Tanam Ribuan Bibit Beringin dan Tanam Buah di Dataran Tinggi Dieng
Batang - Alih fungsi hutan menjadi lahan tanaman semusim terutama kentang, telah merusak kawasan fungsi hutan di dataran tinggi pegunungan Dieng.
Batang - Alih fungsi hutan menjadi lahan tanaman
semusim terutama kentang, telah merusak kawasan fungsi hutan di dataran tinggi
pegunungan Dieng.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pangan dan
Pertanian (Dispaperta) Batang, Heru Yuwono saat melakukan penanaman bibit pohon
Beringin di Desa Gerlang, Kecaamatan Blado, Kabupaten Batang, Sabtu
(20/3/2021).
“Alih fungsi lahan hutan ini sudah sangat
mengkhawatirkan yang berdampak pula pada petani yang ada di bawah mengalami
kesulitan air terutama di musim kemarau,” jelasnya.
Alih fungsi lahan hutan menjadi tanaman semusim,
Lanjut dia, jumlah sudah cukup luas dan berpotensi krisis air serta berpotensi
bencana longsor.
“Kita harus meninjau kembali perizinan perhutanan
sosial harus kita perhatikan. Petani harus kita gilir agar tidak menanam
tanaman semusim agar hutan tidak kritis lagi,” ungkapnya.
Tidak hanya bibit pohon Beringin yang ditanam,
Dispaperta yang bekerja sama dengan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM)
Sendang Kamulyan Batang juga memberikan bantuan bibit Jeruk Lemon, Kopi Arabika,
Apel dan lainnya.
“Bibit beringin yang kita tanam sebanyak 2 ribu
pohon, Jeruk Lemon 5 ribu pohon, Kopi Arabika 6 ribu pohon dan Apel 400 pohon
yang tersebar di Desa Gerlang, Kecamatam Blado dan Desa Pranten, Kecamatam Bawang,”
katanya.
Ia pun berharap, masyarakat dapat merawat bantuan
bibit seperti jeruk lemon, Kopi Arabika dan Apel, karena memiliki nilai
ekonomis yang tidak kalah dengan tanaman kentang.
“Bantuan bibit pohon Jeruk lemon, Kopi, Apel dan lainnya,
Masyarakat tidak menebang pohonnya, tetapi memanfaatkan hasilnya dan pasarnya
pun sudah jelas,” tandasnya
Sementara itu, Direktur PUDAM Sendang Kamulyan
Kabupaten Batang Yulianto mengatakan, air tidak bisa lepas dari kelestarian
hutan, karena hutan merupakan penyangga kehidupan manusia dan bumi.
“Gerakan tanaman pohon ini bisa berdampak pada
penyerapan air dan bisa memberikan kemandirian ekonomi masyarakat,” terangnya.
Dijelaskan pula, kebutuhan air minum saat ini masih
mencukupi, namun tetap memperkuat penangkan-penangkapan air.
“Kita akan perkuat tangkapan air di hulu dengan
berusaha sekuat mungkin melestarikan hutan” ujar dia. (MC Batang,
Jateng/Edo/Jumadi)