Harga Es Balok Naik, Ongkos Nelayan Melaut Membengkak
Naiknya tarif dasar listri dan melejitnya harga garam hingga lebih dari 100 persen berdampak pada usah produksi es balok di Kabupaten Batang, Pengusaha es balok mersa kelimpungan untuk mepertahankan usahanya hingga akhirnya ikut menaikan harga es balok.
Es balok adalah salah satu kebutuhan nelayan kecil untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan selama melaut. “sebenarnya saya tidak ingn meniakan harga es balok tapi untuk mempertahankan usaha saya agar tetap produksi, maupu tidak mau harus menikan harga. “Kata Hakim Pengusaha es balok saat di temui belum lama ini di Klidang Lor.
Ia juga menuturkan, Kenaikan harga es balok yang semula Rp 16 ribu perbalok menjadi Rp 18.500 perbalok sempat dikeluhkan oleh para pemilik kapal dan mereka sebenarnya mengaku keberatan dengan harga baru tersebut. “Sejak dua bulan lalukita pelaku usah masih mempertahankan harga lama demi melihat kondisi perekonomian nelayan yang sedang tidak dalam keadaan baik, kita hanya menaikan Rp 2.500 perbalok.” Katanya.
kenaikan harga es balok juga di rasakan oleh Bagus nelayan pemilik kapa, " kenaikan harga es balok juga berpengaruh pada membengkaknya ongkos melaut". Katanya.
Kini nelayan hanya berharap harga ikan hasil tangkapan bisa lebih baik lagi atau lebih tinggi untuk bisa menutup semua kebutuhan perbekalan yang juga ikut ikutan naik.
“ongkos perbekalan melaut menjadi lebih banyak dengan kebutuhan es balok perkapal untuk ukuran 30 gt mencapai 14 ton, maka ongkos perbekalan melaut semakin membengkak.” Kata Bagus pemilik kapal.
Kebutuhan es balok untuk nelayan di Batang cukup besar yang dalam kondisi normal mencapai 10 ribu ton lebih perhari, kebutuhan tersebut sebagian dipasok oleh dua pabrik es balok yang ada di Batang, sedangkan sisanya dipasok oleh industri es balok dari kota pekalongan dan kota semarang. (Edo/McBatang)