Home / Berita / Seni dan Budaya / WORKSHOP KAIDAH PENULISAN CAGAR BUDAYA

Berita

Workshop Kaidah Penulisan Cagar Budaya

Batang - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang mengelar Workshop Penulisan Karya Ilmiah Tentang Cagar Budaya, dengan menghadirkan pemateri yang kompeten, supaya dapat membimbing para guru menemukan formula tepat, dalam meramu sebuah karya tulis yang edukatif kepada peserta didiknya di Hotel Dewi Ratih, Kabupaten Batang, Kamis (30/1/2020).

Batang - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang mengelar Workshop Penulisan Karya Ilmiah Tentang Cagar Budaya, dengan menghadirkan pemateri yang kompeten, supaya dapat membimbing para guru menemukan formula tepat, dalam meramu sebuah karya tulis yang edukatif kepada peserta didiknya di Hotel Dewi Ratih, Kabupaten Batang, Kamis (30/1/2020).

Workshop itu merupakan langkah awal yang harus ditempuh para pendamping, agar menghasilkan sesuai kaidah-kaidah penulisan karya tulis ilmiah tentang benda cagar budaya yang tersebar di seluruh Kabupaten Batang.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Batang Kustantinah mengatakan, setelah tata cara penulisan diberikan oleh para pemateri, guru pendamping akan menyampaikan kepada anak didik, untuk diikutkan dalam lomba karya tulis ilmiah. Dari 56 SMA/SMK/MA akan diseleksi dan yang memenuhi syarat diikutkan dalam perlombaan tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Kustantinah mengharapkan, para guru pendamping mampu mengarahkan anak didiknya betapa Kabupaten Batang merupakan cagar budaya terbesar, yang perlu digali potensinya, melalui hasil karya tulis ilmiah.

“Selama ini tidak semua guru mengetahui secara detail tentang kekayaan cagar budaya yang beragam, maka workhop ini bisa membangkitkan semangat mereka untuk membimbing anak didiknya menggali potensi Kabupaten Batang, dengan data dan fakta yang akurat,” terangnya.

Sementara itu, pemateri dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sabit Azinar Ahmad mengatakan, dalam penulisan karya tulis ilmiah tentang benda cagar budaya, para guru pendamping harus mengetahui dulu azas yang benar serta menaatinya sesuai kaidah yang ditentukan.

“Membuat karya ilmiah harus dilakukan secara terperinci, mulai dari mengumpulkan informasi awal, membuat kerangka sampai menulis hingga menjadi karya tulis yang benar,” tuturnya.

Intinya, lanjut dia, mereka harus mampu meramu sumber informasi supaya menjadi karya tulis yang menarik banyak orang.

“Kalaupun dari internet sebetulnya boleh, asalkan sumbernya dari jurnal ilmiah. Banyak artikel ilmiah di internet, boleh diambil dari situ, artinya untuk memudahkan referensi tapi dari sumber terpercaya, seperti Google Scholar, Cambridge Journal, Oxford Journal dan lain-lain,” tambahnya.

Menurutnya, Kabupaten Batang memiliki banyak peninggalan, tapi dari sisi pengemasan informasi benda cagar budaya masih kurang maksimal.

Ia berharap, pengemasan yang baik bertujuan agar keterbacaannya menjadi lebih tinggi. Hasil akhir dari lomba karya tulis ilmiah ini bagaimana para pelajar mengemas cagar budaya yang ada di Kabupaten Batang secara populer agar masyarakat tertarik untuk membacanya.

Untuk mempopulerkan hasil karya tulis ilmiah harus diintegerasikan dengan teknologi informasi, agar pengemasannya lebih inovatif, sehingga benda cagar budaya di Kabupaten Batang terdokumentasi hingga masa depan.

Turut hadir Ufi Saraswati dari Unnes, yang juga ikut mengambil bagian sebagai pemateri, agar para guru mampu menghasilkan anak-anak didik berkualitas ketika berkecimpung dalam dunia karya tulis ilmiah.

Perempuan yang berhasil membukukan keanekaragaman benda cagar budaya di Kabupaten Batang itu menyarankan, penulisan pendahuluan hendaknya tidak terlalu melebar, agar tidak mengurangi inti pembahasan materi pada bagian isi karya tulis. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)