Umat Islam Harus Mampu Membedakan Ajaran dan Kebudayaan
Batang - Umat Islam di Indonesia harus memiliki kemampuan untuk membedakan antara sebuah ajaran akidah dengan kebudayaan, dan tidak mencampuradukkan antara keduanya. Seringkali ada sebagian pihak yang menganggap tradisi dan budaya namun dianggap menjadi sebuah ajaran normatif agama, sehingga menimbulkan kekacauan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Prof. Dr. Sumanto Al Qurtuby, Ph., Dosen King Fahd University of Petroleum and Minerals Dhahran Saudi Arabia dan Direktur Nusantara Istitute, pada acara Seminar Nasional “Pengaruh Arab Saudi dan Dinamika Internasional terhadap Perkembangan Islam di Indonesia” di Aula Kantor Bupati Kabupaten Batang, Senin (29/7/2019).
“Kekacauan itu muncul diakibatkan kegagalan umat Islam dalam membedakan antara doktrin ajaran di suatu sisi dengan kebudayaan dari pihak lain, atau Islam sebagai sebuah ajaran normatif dengan Islam sebagai sebuah produk politik,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, terdapat suatu hal yang sebenarnya hanya merupakan kebudayaan bagi masyarakat Timur Tengah, namun bagi umat Islam di Indonesia dianggap sebagai doktrin ajaran fundamental, bahkan sampai dianggap menjadi akidah.
“Jika tidak dipahami dengan baik dan benar, maka otomatis akan menimbulkan permasalahan yang kompleks,” ujarnya.
Profesor Sumanto mengimbau kepada umat Islam di Tanah Air, agar jika mengambil agama Islam cukup ajarannya saja yang diambil. Jangan sampai mengikuti kebudayaan dan tradisinya, sehingga menimbulkan benturan di banyak sisi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
“Akhirnya mereka yang tidak paham, sampai bertindak mengkafirkan, memusyrikan, membid’ahkan. Contohnya sampai mempermasalahkan budaya wayang dan seni tari, yang merupakan hasil kebudayaan sebagai umat manusia,” jelasnya.
Hal serupa juga ia sarankan kepada umat non muslim yang hidup di NKRI. Jangan sampai dalam beragama melupakan jati dirinya sebagai rakyat Indonesia.
“Hormatilah adat budaya Indonesia yang telah lama menjadi warisan leluhur bangsa,” imbaunya.
Bagi generasi muda Kabupaten Batang, Profesor Sumanto mengharapkan, memiliki pandangan dan pikiran ke depan, dengan tetap menjaga kemajemukan berbangsa dan bernegara. Generasi muda harus mampu menjaga keragaman etnis, suku bangsa dan agama yang ada di Indonesia.
“Jangan sampai mengabaikan harmonisasi antar kelompok etnis maupun agama,” pungkasnya.
Sementara dalam sambutan Bupati Batang Wihaji yang disampaikan oleh Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Kabupaten Batang, Ripyono bahwa pengaruh Arab Saudi di Asia Tenggara, khususnya Islam yang ada di Malaysia dan Indonesia memiliki kesamaan nilai yang dibentuk dan diasimilasi dengan kebudayaan Melayu Kuno.
“Penyebaran agama Islam di nusantara menggunakan media seni pewayangan, tari dan musik, merupakan wujud keramah-tamahan serta penghargaan terhadap nilai-nilai kearifan lokal setempat,” katanya. (MC Batang, Jateng/Heri)