Home / Berita / Pendidikan dan Latihan / KEHADIRAN AYAH AMBIL RAPOR JADI BOOSTER KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI BATANG

Berita

Kehadiran Ayah Ambil Rapor Jadi Booster Kepercayaan Diri Siswa di Batang

Batang - Biasanya, ruang-ruang kelas di SDN Proyonanggan 3 Batang saat pembagian rapor identik dengan kerumunan ibu-ibu yang asyik berbincang. Namun, pemandangan pada Sabtu pagi itu terasa berbeda. Deretan kursi yang biasanya didominasi kaum ibu, kini mulai diisi oleh sosok-sosok pria dengan bahu tegar.

Batang - Biasanya, ruang-ruang kelas di SDN Proyonanggan 3 Batang saat pembagian rapor identik dengan kerumunan ibu-ibu yang asyik berbincang. Namun, pemandangan pada Sabtu pagi itu terasa berbeda. Deretan kursi yang biasanya didominasi kaum ibu, kini mulai diisi oleh sosok-sosok pria dengan bahu tegar.

Di tengah kesibukan pengamanan Operasi Lilin Candi 2025 menjelang Natal dan Tahun Baru, Ipda Dedy Sapto Haryo menyempatkan diri hadir. Anggota Polri dari Polres Batang ini tetap datang ke sekolah anaknya meski tugas negara menanti di luar sana.

Bagi Dedy, kehadirannya bukan sekadar formalitas administrasi, melainkan bentuk dukungan moral bagi sang buah hati.

“Programnya baik dan bagus sekali untuk perkembangan anak, apalagi anak pasti bangga kalau yang mengambil rapor itu orang tuanya,” katanya saat ditemui di SDN Proyonanggan 3 Batang, Kabupaten Batang, Sabtu (20/12/2025).

Meski mengenakan seragam dinas di tengah dominasi para ibu, Dedy mengaku tak ambil pusing. Baginya, melihat langsung progres pendidikan anak adalah prioritas.

“Kalau saya sendiri enggak canggung pas dikelilingi ibu-ibu saat ambil rapor, soalnya sudah biasa berhadapan dengan masyarakat. Gerakan ini merupakan gaung dari program "Ayah Mengambil Rapor" yang diinisiasi oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) Wihaji,” jelasnya.

Di Batang, program ini disambut hangat. Bagi para ayah, ini adalah kesempatan langka untuk berdiskusi langsung dengan wali kelas.

“Dengan ambil rapor sendiri kita jadi tahu progres anak kita saat di dalam sekolah, lalu bisa minta masukan juga pada guru untuk pola didik di rumah,” terangnya.

Pergeseran Dominasi

Sementara itu, Kepala SDN Proyonanggan 3 Batang Esti Yuni Pratiwi tersenyum melihat antusiasme para ayah yang datang sejak pukul 07.30 WIB. Ia sengaja menjadwalkan pembagian rapor lebih pagi agar para ayah tetap bisa berangkat bekerja setelahnya.

“Tahun-tahun sebelumnya 80 persen yang mengambil ibu-ibunya, tapi hari ini sudah banyak bapak dari kelas 2, 3, 4, sampai kelas 6,” ungkapnya.

Esti bercerita, ada dialog unik yang sering terjadi saat ia menyapa para wali murid pria ini.

“Saya tanya, ‘Gimana Pak, Ibu ke mana?’, lalu dijawab ‘Ibu masih jualan atau mengurus anak kecil, jadi saya yang mengambil rapor’,” tuturnya menirukan jawaban para ayah.

Kehadiran sosok ayah dianggap membawa dimensi baru dalam komunikasi antara sekolah dan keluarga. Esti menilai program ini membuka ruang diskusi yang lebih seimbang.

“Biar nanti kita bisa saling komunikasi dengan orang tua bagaimana perkembangan anak, tidak hanya ibu, tapi ayah juga,” tegasnya.

Sentimen serupa juga dirasakan di jenjang SMP. Setia, salah satu orang tua siswa SMPN 3 Batang, awalnya mengaku dilanda kegugupan. Mengambil rapor adalah pengalaman pertama baginya yang selama ini lebih banyak fokus mencari nafkah.

“Awalnya deg-degan dan khawatir nilainya jelek. Namun, kekhawatiran itu sirna begitu ia duduk di depan guru dan mendengar prestasi anaknya. Alhamdulillah nilainya masih cukup dan prestasinya bagus, itu kebanggaan bagi orang tua,” tuturnya.

Lebih dari sekadar angka di atas kertas, Setia melihat ada "jembatan emosional" yang terbangun saat seorang ayah hadir di sekolah. Menurutnya, hal ini memberikan validasi bagi anak bahwa keberadaan mereka di sekolah sangatlah berarti.

“Ini membangun ikatan emosional, anak jadi punya pemikiran ayah juga peduli. Anak merasa diperhatikan, ayah hadir, dan itu jadi motivasi,” pungkasnya.

Program Ayah Mengambil Rapor di Batang kini membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya tugas ibu atau sekolah semata. Di balik lembaran rapor yang diambil, ada pesan kuat yang tersampaikan bahwa dukungan seorang ayah adalah pilar penting bagi kepercayaan diri dan masa depan anak. (MC Batang, Jateng/Edo/Sri Rahayu)