Bikin Haru, WBP Diberi Kesempatan Bukber Bareng Keluarga

Batang - Suasana Ramadan di Lapas Kelas IIB Batang begitu meriah menjelang waktu berbuka puasa, dipenuhi riuh canda tawa Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bersama keluarga. Kesempatan untuk berbuka puasa yang diberikan, tak disia-siakan karena momentum tersebut amatlah langka terlebih saat Ramadan tiba.
Batang - Suasana Ramadan di Lapas Kelas IIB Batang begitu meriah menjelang waktu berbuka puasa, dipenuhi riuh canda tawa Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bersama keluarga. Kesempatan untuk berbuka puasa yang diberikan, tak disia-siakan karena momentum tersebut amatlah langka terlebih saat Ramadan tiba.
Salah
satu yang menarik, adalah pertemuan Dwi WBP Lapas Batang dengan kedua orang
tuanya, Mawardi dan Sumirah. Baginya kesempatan untuk berbuka puasa bersama
kedua orang tua tercinta kini jadi tak ternilai oleh apapun.
“Yang
paling dirindukan saat Ramadan itu ya buka puasa di rumah sama keluarga, tapi
sejak dua tahun lalu, tidak bisa buka puasa bareng lagi. Alhamdulillah petugas
memberikan kesempatan berbuka puasa sama keluarga, walaupun cuma beberapa jam,
tapi sudah cukup mengobati kerinduan,” katanya, saat ditemui di Aula Lapas
Kelas IIB Batang, Kabupaten Batang, Senin (17/3/2025).
Tak
lupa menu spesial ayam goreng sambal sengaja dibawakan dari rumah, untuk
disantap bersama. Mawardi dan Sumirah mengatakan, beberapa menu kesukaan
putranya sengaja dibawa, untuk dinikmati saat buka puasa.
“Ya
bawa menu yang dipesan, ada ayam goreng, sambal. Bawanya lumayan banyak, biar
bisa dimakan sama teman-temannya di dalam,” tuturnya.
Terkait
dengan prosedur pemeriksaan, keluarga WBP tak mempermasalahkan karena demi
keamanan bersama. “Cuma kalau bisa jam jenguk pas buka puasa ditambah lagi,
kayaknya terlalu cepat,” ungkapnya.
Sementara
itu, Kepala Lapas Kelas IIB Batang Nurhamdan menanggapi positif kunjungan dari
keluarga ke WBP saat petang hari, agar dapat ikut merasakan suasana Ramadan.
“Jadi
mereka bisa merasakan suasana buka puasa bersama seperti layaknya keluarga
lainnya, sehingga bisa meninggalkan kesan yang mendalam,” terangnya.
Nurhamdan
memastikan, pemeriksaan tetap dilakukan sesuai prosedur demi keamanan dan
kenyamanan bersama.
“Kami
siapkan tim medis untuk mengecek makanan yang dibawa keluarga untuk berbuka dan
yang diizinkan masuk hanya dua orang keluarga inti,” ujar dia.
Berdasarkan
data saat ini jumlah WBP yang dibina sebanyak 361 orang. Sempat terjadi
peningkatan dari 350 menjadi 370, namun setelah 9 di antaranya mengikuti
program integrasi sosial, berkurang menjadi 361 WBP. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)