Pj Sekda Pastikan Penataan Kota Batang Tetap Berjalan
Batang Kecamatan Batang sebagai ibu kota Kabupaten Batang menjadi fokus utama dalam pembangunan, terutama dalam penataan infrastruktur kota. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Batang Ari Yudiano menegaskan, bahwa permasalahan banjir akibat buruknya sistem drainase harus segera ditangani dengan koordinasi lintas sektor.
Batang Kecamatan Batang sebagai ibu kota Kabupaten Batang menjadi fokus utama dalam pembangunan, terutama dalam penataan infrastruktur kota. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Batang Ari Yudiano menegaskan, bahwa permasalahan banjir akibat buruknya sistem drainase harus segera ditangani dengan koordinasi lintas sektor.
“Selama
ini kita bisa lihat, saat musim hujan seperti sekarang, banjir masih terjadi.
Nah, ini bagaimana ke depannya supaya bisa ditangani. Terutama terkait drainase
di sungai-sungai yang menjadi kewenangan provinsi, harus kita koordinasikan,” katanya
saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Pendapa Kecamatan
Batang, Kabupaten Batang, Rabu (5/2/2025).
Ari
mengungkapkan, Pemkab Batang akan mengalokasikan anggaran cukup besar untuk
penataan kota, dengan nilai di atas Rp20 miliar. Namun, pembangunan ini
dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran.
“Fokus
kita memang di Batang, anggaran yang tersedia cukup besar untuk penanganan tata
kota saja. Tapi tidak bisa dianggarkan dalam satu tahun, harus bertahap, karena
setiap tahun pasti ada kebutuhan lain juga,” jelasnya.
Ia
juga menyinggung kebijakan refocusing anggaran untuk program Makan
Bergizi Gratis (MBG), yang dikhawatirkan berdampak pada alokasi pembangunan.
“Tapi
tetap ada alokasi anggaran, tidak semuanya dihilangkan. Beberapa kegiatan fisik
tata kota tetap berjalan karena bagaimana pun wajah Kota Batang sebagai ibu
kota kabupaten harus tertangani,” tegasnya.
Ari
juga menyebutkan, salah satu tantangan dalam penataan Kota Batang adalah
kondisi geografisnya yang dataran rendah dan dilalui beberapa aliran sungai
yang menjadi kewenangan provinsi. Ini yang jadi permasalahan, Batang itu
dataran rendah, permukaan air naik, sehingga permasalahan banjir akan selalu
ada.
Ia
juga menyoroti rencana pembangunan tanggul laut dalam Proyek Strategis Nasional
(PSN) yang saat ini hanya mencakup Pekalongan, sementara Batang belum masuk
dalam proyek tersebut. Kami sedang mengupayakan agar Batang juga masuk dalam
PSN ini.
Sementara
itu, Anggota DPRD Batang dari Fraksi PDI Perjuangan Tofani Dwi Ariyanto turut
menyoroti dampak refocusing anggaran terhadap pembangunan fisik di daerahnya.
“Sebetulnya,
prioritas pembangunan sangat banyak. Namun, dengan kebijakan pemerintah pusat
yang mengurangi beberapa anggarann pekerjaan fisik, Kabupaten Batang ini cukup
dirugikan. Apalagi, kemarin kita juga terdampak bencana yang cukup banyak,” tuturnya.
Ia
juga mengaku belum bisa memastikan bagaimana kebijakan anggaran di masa
kepemimpinan bupati yang baru nanti.
“Yang
jelas, ada refocusing terkait kebijakan pusat, untuk program Makan
Bergizi Gratis dan program lainnya. Kita masih menunggu bagaimana alokasi
anggaran ke depan,” terangnya.
Camat
Batang Luksono Pramudito menyebutkan bahwa, isu strategis yang selalu muncul
dalam Musrenbang Kecamatan Batang adalah terkait sarana dan prasarana,
khususnya normalisasi drainase.
“Kita
memang belum bisa lepas dari banjir tiap tahunnya saat musim hujan tiba. Selain
karena drainase yang belum optimal, di sisi utara juga ada air pasang laut yang
menyebabkan banjir di Kelurahan Karangasem Utara dan Klidang Lor,” terangnya.
Ia
juga menyampaikan apresiasi kepada anggota DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil)
Batang yang telah mengalokasikan anggaran untuk normalisasi saluran Gendingan
dan peninggian dua jembatan, yakni di sungai sebelah Kantor BPJS Kesehatan dan
Sungai Jembatan KKO Usman di Dukuh Kramalan.
“Dua jembatan itu anggarannya berasal dari aspirasi Dapil satu. Sementara untuk penataan kota Batang, usulan dari desa saja mencapai Rp22 miliar. Jika isu strategis juga ditampilkan, maka anggarannya bisa lebih dari Rp100 miliar,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Edo/Sri Rahayu)