Home / Berita / Acara Pimpinan Daerah / WASPADA, TAK KUASAI DENGAN BENAR, AI BISA MATIKAN KREATIVITAS

Berita

Waspada, Tak Kuasai dengan Benar, AI Bisa Matikan Kreativitas

Batang - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) nampaknya makin menarik perhatian gen z dengan beragam kecanggihan fitur di dalamnya. Meski demikian, para akademisi menaruh keprihatinan, apabila tidak digunakan secara tepat guna, dikhawatirkan menjadi bumerang yang dapat mematikan kreativitas.

Batang - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) nampaknya makin menarik perhatian gen z dengan beragam kecanggihan fitur di dalamnya. Meski demikian, para akademisi menaruh keprihatinan, apabila tidak digunakan secara tepat guna, dikhawatirkan menjadi bumerang yang dapat mematikan kreativitas.

Sebagai upaya membentengi gen z dari ancaman penyalahgunaan AI, PSDKU Undip Batang menggelar seminar dengan menghadirkan praktisi di bidang teknologi informasi. Dan debat para pelajar SMA/SMK sederajat untuk merespons pro kontra hadirnya teknologi kecerdasan buatan di dunia pendidikan.

Ketua pelaksana Artificial Intelligence Debate in Education (AIDE) Sahila Pramesti mengatakan, seminar ini untuk mengedukasi pelajar jenjang SMA/SMK sederajat dalam menyikapi hadirnya teknologi kecerdasan buatan yang mulai menembus ke dunia pendidikan.

“Jika tidak dimanfaatkan dengan benar, kehadiran kecerdasan buatan justru bisa mematikan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis pelajar,” katanya, saat ditemui di Pendapa Kabupaten Batang, Kamis (14/11/2024).

Bukti yang sangat nyata, saat ini pelajar maupun mahasiswa mulai memiliki rasa ketergantungan terhadap jawaban yang muncul melalui kecerdasan buatan.

“Otak yang seharusnya dioptimalkan untuk berpikir kritis menggunakan kemampuan sendiri, justru terhambat, apalagi tingkat kemiripannya mencapai 90 persen,” ungkapnya.

Salah satu peserta, Laura pelajar SMAN 2 Batang, mengakui sangat terbantu dengan kehadiran kecerdasan buatan, apabila digunakan secara tepat guna.

“Biasanya kalau ada kesulitan mengerjakan tugas, terus keadaan sudah malam, mau tanya guru juga ga sopan, bisa tanya AI, itu pun tidak boleh berlebihan karena bisa timbul ketergantungan,” jelasnya.

Kendati demikian, ada sisi negatif yang patut diwaspadai karena kemiripan hampir menyerupai aslinya. Sisi buruknya bisa mempengaruhi lapangan kerja di Indonesia, contohnya tadi ada penyiar tivi yang wajah dan suaranya mirip seperti manusia sungguhan, makanya pekerjaan penyiar dikhawatirkan akan tergantikan oleh AI.

Menyikapi fenomena merebaknya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan yang dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengimbau, agar para pelajar yang didominasi gen z, harus mampu memilah dan memilih dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ketika kegiatan belajar mengajar.

“Sekarang teknologi kecerdasan buatan sudah menghinggapi seluruh sendi kehidupan manusia, tak terkecuali di dunia pendidikan. Makanya seminar dan debat bisa jadi ajang edukasi anak agar mampu menggunakan AI secara benar dan tepat guna,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)