Kekeringan 2025, Pemkab Batang Inisiatif untuk Melindungi Pertanian
Batang - Pemerintah Kabupaten Batang, melalui Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta), tengah bersiap menghadapi tantangan kekeringan yang diprediksi akan melanda pada tahun 2025. Dengan potensi musim panas yang kering, langkah-langkah strategis pun mulai digencarkan, terutama dalam sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.
Batang -
Pemerintah Kabupaten Batang, melalui Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta),
tengah bersiap menghadapi tantangan kekeringan yang diprediksi akan melanda
pada tahun 2025. Dengan potensi musim panas yang kering, langkah-langkah
strategis pun mulai digencarkan, terutama dalam sektor pertanian yang menjadi
tulang punggung perekonomian daerah.
Meskipun tahun ini masih
diwarnai hujan yang sesekali mengguyur, daerah-daerah tertentu seperti Desa
Sawangan di Kecamatan Gringsing mengalami kekeringan.
“Tahun ini, walaupun
sering hujan, ada beberapa titik yang lahan pertaniannya kekeringan,” kata
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dispaperta Batang Sutadi Ronodipuro saat ditemui
di Kantornya, Selasa (8/10/2024).
Menurutnya, permasalahan
ini terutama disebabkan oleh irigasi yang mampet, yang mengakibatkan pasokan
air terhambat.
“Sebagai respons cepat,
pemerintah telah mendistribusikan 76 unit pompa air bantuan dari pemerintah
pusat ke titik-titik strategis. Dari jumlah tersebut, 36 unit pompa
berkapasitas besar mampu mengairi hingga 10 hektare lahan, sementara 46 unit
pompa kecil bisa mengairi hingga 2 hektare. Langkah ini diharapkan dapat
mengurangi dampak kekeringan yang dirasakan petani,” jelasnya.
Sutadi juga menyebutkan,
di Desa Sawangan, kami juga memberikan benih jagung, pupuk, dan pestisida yang
tidak memerlukan banyak air. Ini untuk mengamankan volume air yang berkurang
akibat faktor cuaca dan iklim. Melalui upaya ini, pemerintah berharap dapat
menjaga produktivitas pertanian meskipun cuaca tidak bersahabat.
“Meskipun BMKG memberikan
peringatan mengenai potensi kekeringan, dampaknya tidak akan terlalu masif. Ada
spot-spot tertentu yang memang kekurangan air, tapi upaya kami untuk
pendampingan masyarakat ini sangat penting,” terangnya.
Pemilihan komoditas yang
tepat pun menjadi fokus utama. Selain padi dan jagung, sektor hortikultura
seperti kentang dan bawang merah juga dipromosikan sebagai alternatif yang
lebih tahan terhadap kekeringan.
“Dengan strategi yang
terencana dan responsif, Kabupaten Batang menunjukkan komitmennya untuk
melindungi sektor pertanian dan mendukung para petani, meskipun tantangan
kekeringan mengintai di depan,” ujar dia.
Ia berharap, upaya ini
tidak hanya sekadar mitigasi, tetapi juga menjadi langkah berkelanjutan untuk
memastikan ketahanan pangan daerah. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)