Dikukuhkan jadi Sekolah Budaya, ESTU Batang Lestarikan Tradisi
Batang - Menilik budaya Jawa nan luhur, hasil cipta rasa dan karsa leluhur, para pendidik SMPN 7 (ESTU) Batang berupaya menjaga agar tetap lestari. Yakni dengan dikukuhkannya lembaga pendidikan tersebut menjadi Sekolah Unggulan di bidang Budaya Jawa.
Batang
- Menilik budaya Jawa nan luhur, hasil cipta rasa dan karsa leluhur, para
pendidik SMPN 7 (ESTU) Batang berupaya menjaga agar tetap lestari. Yakni dengan
dikukuhkannya lembaga pendidikan tersebut menjadi Sekolah Unggulan di bidang
Budaya Jawa.
Dengan
selogan "Nuladha Laku Utama" yang mengutip Surat Al-Ahzab ayat 21,
bermakna meneladani perilaku Rasulullah. Serta "Siswa Sejati Siswaning
Pribadi" yang mengutip Surat Al-Hasyr ayat 19, bermakna jangan meniru
orang-orang yang melupakan Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan
diri sendiri.
Para
pelajar membuktikannya dengan menunjukkan kebolehannya dalam melantunkan
tembang, sastra hingga tarian Jawa.
Kepala
SMPN 7 Batang Mochamad Santoso mengatakan, hal ini diinisiasi setelah para
pendidik merasa cemas, akan anak didik yang mulai enggan menunjukkan jati diri
sebagai manusia Jawa seutuhnya.
“Kami
lihat budaya Jawa yang mulai ditinggalkan anak-anak, jadi setelah dikukuhkan
ada semangat agar mereka mampu melestarikan tradisi, seni dan budaya
leluhurnya,” katanya, saat menunjukkan kepiawaian anak didik memainkan congklak
maupun membatik, di halaman kelas, SMPN 7 Batang, Kabupaten Batang, Rabu
(21/8/2024).
Santoso
menerangkan, selama ini anak didik yang memiliki bakat dan minat di bidang seni
selalu mendapatkan dukungan, seperti pendampingan dalam tembang Jawa hingga
seni membatik. Diakuinya, tak mudah untuk menjaga semangat anak agar terus
eksis dalam melestarikan budaya Jawa.
“Kami
akan agendakan ekstrakurikuler yang menunjang bakat mereka, seperti menulis
aksara Jawa, serta seni gamelan. Alhamdulillah gayung bersambut, rencana kami
didukung penuh oleh anggota DPRD Batang Faturrochman yang akan memberikan
sumbangan seperangkat gamelan,” jelasnya.
Anggota
DPRD Batang Faturrochman mengapresiasi, ide tersebut karena merupakan tantangan
tersendiri di tengah moderenisasi yang hampir seluruh generasi Z lebih
menggandrungi budaya manca dibanding budaya lokal.
“Luar
biasa sekali, zaman sekarang kok berani mengusung budaya Jawa, di tengah
masyarakat yang mulai meninggalkan tradisinya. Kita lihat saja, anak lebih
sering berbahasa Indonesia daripada berbahasa Jawa Krama, tapi semangat itu
patut didukung sebagai solusi untuk membiasakan budaya Jawa,” tegasnya.
Terkait
dukungan infrastruktur penunjang, pihaknya akan memberikan sumbangan berupa
satu set gamelan di tahun 2025 mendatang. “Tahun depan rencananya akan
dianggarkan, tapi untuk nominal anggarannya belum bisa disampaikan,” terangnya.
Sementara
itu, Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Batang Sutriyono menambahkan, saat ini
terdapat 10 sekolah dengan keunggulan yang beragam. Diantaranya, SMP 7 Batang
dan SMP 3 Reban unggulan budaya, SMP 3 Batang unggulan olahraga, SMP 1 Limpung
dan SMP 2 Subah adiwiyata.
“Untuk
jadi sekolah unggulan harus punya program yang dirutinkan, contohnya di SMP 7,
saat siswa masuk kelas diiringi gending Jawa, menggunakan bahasa Jawa Krama di
hari tertentu serta membiasakan permainan tradisional,” ujar dia. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)