Pemetaan Kualitas Air Tanah sebagai Langkah Awal Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Menuju Desa Sehat
Batang - Universitas Diponegoro (Undip) Semarang selalu menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang secara rutin diadakan setiap tahun. Program ini merupakan salah satu bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang menekankan pentingnya kontribusi nyata mahasiswa dalam pembangunan masyarakat.
Batang - Universitas Diponegoro (Undip)
Semarang selalu menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat
melalui pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang secara rutin diadakan
setiap tahun. Program ini merupakan salah satu bentuk implementasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yang menekankan pentingnya kontribusi nyata mahasiswa dalam
pembangunan masyarakat.
Mahasiswa
Undip Semarang program studi Teknik Geologi Ahmad Dicky Setiawan mennyampaikan,
analisis Kualitas Air tanah (KAT) yang dilakukan di Desa Tragung bertujuan memberikan
gambaran kepada pemerintah desa dan masyarakat terkait kualitas air tanah yang
ada di Desa Tragung berdasarkan 3 parameter analisis yaitu (Daya Hantar Listrik
(DHL), Total Dissolved Solid (TDS), dan pH).
“Analisis
yang telah dilakukan dapat digunakan untuk mengevaluasi gambaran kualitas air
tanah, sebagai bahan penyusunan strategi dalam pengelolaan air tanah,
mengidentifikasi faktor penyebab pencemaran air tanah sehingga dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan tindakan pencegahan dan penanggulangan yang tepat,”
katanya saat ditemui di Balai Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, Kabupaten
Batang, Jumat (16/8/2024).
Dijelaskannya,
pada penilaian KAT terdapat beberapa sifat kimia air tanah yaitu Total
Dissolved Solid (TDS), (Daya Hantar Listrik (DHL), dan pH). Sifat kimia Total
Dissolved Solid (TDS) merupakan konsentrasi unsur mineral terlarut dalam air.
Daya Hantar listrik (DHL) merupakan parameter kimia yang berhubungan dengan
kandungan garam pada air.
“pH
menunjukkan kadar keasaman air yang dipengaruhi oleh hidrogen. Hasil dari
analisis sifat kimia diatas dapat memberikan gambaran kepada masyarakat akan
kualitas air yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari hari dan sebagai
salah satu pertimbangan apakah air layak untuk dimanfaatkan untuk kebutuhan
irigasi,” terangnya.
Proses
Analisis Kualitas Air Tanah ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, mulai
dari reconnaissance (survey tinjau), pengumpulan data dan pengambilan 20
sampel air pada sumur gali di Desa Tragung, tahap analisis sampel air yang
dilakukan di Laboratorium Geologi Tata Lingkungan Undip, dilanjutkan dengan
analisis data serta penyusunan laporan dan penyusunan poster hasil analisis.
“Hasil
analisis kualitas air tanah di Desa Tragung ini diharapkan dapat memberikan
gambaran kepada masyarakat dan pemerintah desa terkait kualitas air tanah, mengidentifikasi
faktor penyebab tercemarnya air tanah sehingga dapat diambil tindakan yang
tepat, dan sebagai dasar untuk membuat kebijakan serta regulasi terkait
pengelolaan air tanah yang lebih baik,” tegasnya.
Selain
itu, ia juga membuat peta tata guna lahan Desa Tragung menuju Pembangunan berkelanjutan.
Lahan berkaitan erat dengan manusia karena lahan digunakan sebagai tempat untuk
melakukan aktivitas, khususnya untuk kegiatan ekonomi. Tidak hanya itu, lahan
juga memiliki nilai komersial yang tinggi berdasarkan letaknya.
“Jumlah
penduduk yang kian meningkat diikuti dengan ekspansi ekonomi akan berdampak
pada fungsi kawasan. Hal ini dapat dilihat secara langsung di kawasan
perkotaan. Kawasan perkotaan memiliki ciri kegiatan atau aktivitas non-agraris
sehingga penggunaan lahan yang ada didominasi oleh sektor sekunder dan tersier
seperti perindustrian, perdagangan dan jasa, perkantoran dan lain sebagainya.
Kawasan perkotaan juga telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah yang berisi
penggunaan lahan secara lengkap dan memiliki kompleksitas yang tinggi,”
imbuhnya.
Peningkatan
jumlah penduduk dan aktivitas perekonomian yang berdampak pada fungsi kawasan
tidak hanya terjadi di kawasan perkotaan tetapi juga kawasan perdesaan. kawasan
perdesaan atau rural area memiliki ciri aktivitas agraria sehingga penggunaan
lahan didominasi oleh lahan sawah serta fungsi pendukungnya, permukiman,
puskemas, pendidikan dan lain sebagainya.
“Desa
Tragung adalah salah satu desa di Kecamatan Kandeman yang belum memiliki peta
tata guna lahan desa. Hal ini dirasa menjadi penting untuk dibuat yaitu untuk
mengetahui sebaran penggunaan lahan desa dan aktivitas yang ada. Maka dari itu,
kegiatan ini sesuai dijadikan sebagai program KKN, karena akan memberi
informasi kepada penduduk desa khususnya perangkat desa,” ujar dia.
Ia juga menyebutkan
bahwa, program kerja pembuatan Peta Tata Guna Lahan ini diharapkan dapat
menjadi salah satu referensi pemerintah dan pihak terkait sebagai salah satu
dasar penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) pada suatu wilayah. Peta ini
dapat digunakan sebagai acuan penyusunan program pembangunan desa seperti infrastruktur,
pengembangan pertanian dan pariwisata. (MC Batang, Jateng/Jumadi/Sri Rahayu)