TMP Kadilangu Bukti Pejuang Veteran Pertahankan Kemerdekaan
Batang - Peringatan Hari Veteran Nasional (Harvetnas) di Kabupaten Batang diperingati secara sederhana di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kadilangu. Makam yang didominasi oleh TNI Angkatan Laut itu merupakan tempat dikebumikannya 71 para pejuang yang ikut mempertahankan kemerdekaan selama tahun 1945 hingga 1946.
Batang
- Peringatan Hari Veteran Nasional (Harvetnas) di Kabupaten Batang diperingati
secara sederhana di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kadilangu. Makam yang didominasi
oleh TNI Angkatan Laut itu merupakan tempat dikebumikannya 71 para pejuang yang
ikut mempertahankan kemerdekaan selama tahun 1945 hingga 1946.
Ketua
DPC LVRI Batang, Peltu. Purn. Suhartono menyampaikan, hingga saat ini masih
terdata pejuang yang telah gugur dan dikebumikan di TMP Kadilangu, sebanyak 71
pejuang. Meski masih banyak pejuang Batang yang telah gugur, namun karena
berbagai alasan, sebagian besar dikebumikan bersama masyarakat umum.
“Setiap
veteran yang berjuang mempertahankan kemerdekaan, berhak dikebumikan di sini,
tapi karena berbagai alasan, keluarga menghendaki untuk dimakamkan di tempat
pemakaman umum. Bersedia atau tidaknya, keputusan ada di tangan keluarga pejuang,
kami tidak bisa memaksa,” katanya, usai menaburkan bunga, di TMP Kadilangu,
Kabupaten Batang, Rabu (14/8/2024).
Beberapa
titik yang menjadi kantong perjuangan rakyat Batang meliputi wilayah Bandar,
Tulis, Warungasem dan Batang Kota. Ditandai dengan dibangunnya tugu di
titik-titik tersebut.
“Seluruh
pejuang di sini mayoritas termasuk dalam Veteran Perang Kemerdekaan, Trikora,
Dwikora dan Seroja. Alhamdulillah seluruhnya telah mendapatkan dana kehormatan
dan tunjangan veteran,” terangnya.
Berdasarkan
data LVRI Batang, hingga kini jumlah Veteran Seroja 15 orang dan Veteran
Perdamaian 9 orang. Sedangkan janda veteran sebanyak 65 orang.
Salah
seorang Veteran Pembela Seroja Timor Timur, Serma Purn. Wardjono yang ikut
berjuang di tahun 1975 mengingatkan kepada generasi muda, bahwa perjuangan
tidak hanya terbatas pada pertempuran fisik.
“Generasi
masa kini memang tidak merasakan langsung beratnya perjuangan tempo dulu, tapi
setidaknya ikut mengambil hikmah, bahwa butuh pengorbanan untuk meraih
keberhasilan,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)