Desa Pacet Reban, Dari Kebun Teh Beralih ke Peternakan Sapi Perah
Batang - Sejumlah petani teh di Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, kini beralih menjadi peternak sapi perah. Langkah ini diambil karena peternakan sapi perah dianggap lebih menjanjikan dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
Batang
- Sejumlah petani teh di Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, kini
beralih menjadi peternak sapi perah. Langkah ini diambil karena peternakan sapi
perah dianggap lebih menjanjikan dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
Ketua Kelompok Peternak
Sapi Dodi mengatakan bahwa, dirinya dan para petani lainnya dulunya
mengandalkan penghasilan dari teh. Namun, harga teh yang cenderung stagnan
selama puluhan tahun sementara kebutuhan hidup terus meningkat, membuat mereka
mencari alternatif lain untuk menambah pendapatan keluarga.
“Teh tidak ada jaminan
pembayaran yang pasti. Ini yang mendorong sejumlah petani beralih menjadi
peternak sapi perah untuk mencari perubahan ekonomi,” katanya saat ditemui di
Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jumat (26/7/2024).
Desa Pacet, yang berada
di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut dengan udara sejuk, ternyata
sangat cocok untuk peternakan sapi perah. Kemitraan dengan PT. Nestle pun
terbukti sangat menguntungkan dan menjanjikan.
“Kami sangat diuntungkan
dengan kemitraan ini. Selain tempat yang cocok, kami juga mendapat dukungan
penuh dari Nestle. Saat ini, kelompok peternak di Desa Pacet memiliki total 35
ekor sapi, dengan 19 ekor di antaranya sudah dalam masa laktasi,” jelasnya.
Dari 19 ekor sapi ini,
mereka mampu mensuplai kebutuhan Nestle setiap harinya hingga 255 liter susu. Kami
mulai melakukan penyetoran susu pertama kali pada 30 Desember 2023. Harga satu
liter susu mencapai Rp6.700,00 per liter dan pembayarannya jelas, berbeda
dengan teh yang harganya stagnan dan tidak ada jaminan pembayaran.
Meski harga susu sapi di
masyarakat bisa mencapai Rp10 ribu per liter untuk penjualan eceran, Dodi
mengakui bahwa penjualan tersebut tidak konstan dan tidak bisa diandalkan
sepenuhnya.
“Penjualan ke masyarakat
memang lebih tinggi, tapi tidak konstan. Kemitraan dengan Nestle memberikan
kepastian harga dan pembelian. Dukungan PT. Nestle terhadap kelompok peternak
juga sangat luar biasa, sehingga peternak semakin semangat dalam memenuhi
kebutuhan susu sapi mereka,” terangnya.
Untuk kebutuhan pakan
sapi di wilayah Kecamatan Reban, tidak ada masalah dan terbilang aman, karena
mereka juga mendapat subsidi dari PT. Nestle untuk pengadaan konsentrat.
“Konsentrat dengan
protein 18 di pasaran lokal harganya Rp6.200,00, tapi peran Nestle bisa menekan
harga hingga 50 persen,” ungkapnya.
Dengan segala keuntungan
dan dukungan yang didapat, peternak di Desa Pacet kini optimis menatap masa
depan yang lebih cerah dengan peternakan sapi perah.
“Perubahan ini tidak hanya
membawa dampak positif bagi perekonomian keluarga mereka, tetapi juga membuka
peluang baru dalam dunia peternakan di Desa Pacet dan sekitarnya,” pungkasnya.
(MC Batang, Jateng/Edo/Siska)