Dapat Dukungan BI Tegal, Transaksi Non-Tunai Pemkab Batang Diapresiasi Kemenko Perekonomian RI
Pekalongan - Asisten Deputi Perekonomian Daerah dan Sektor Riil Kemenko Bidang Perekonomian RI Dara Ayu Prastiwi memberikan, apresiasi yang tinggi kepada Kabupaten Batang atas kenaikan Indeks Elektronik Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) sebesar 284,5 peningkatan atau progres penilaian dari sisi proses.
Pekalongan -
Asisten Deputi Perekonomian Daerah dan Sektor Riil Kemenko Bidang Perekonomian
RI Dara Ayu Prastiwi memberikan, apresiasi yang tinggi kepada Kabupaten Batang
atas kenaikan Indeks Elektronik Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) sebesar
284,5 peningkatan atau progres penilaian dari sisi proses.
Kenaikan ini tercermin
dari perbandingan skor evaluasi kinerja tahun 2024 semester pertama dengan
2023, menunjukkan peningkatan performa yang signifikan.
“Dari aspek proses,
Batang sejauh ini memang lebih bagus dibandingkan yang lain karena pelaporannya
lebih baik,” kata Dara Ayu saat rapat koordinasi wilayah dan high level meeting
Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-eks Karesidenan
Pekalongan di Hotel Santika, Kota Pekalongan, Jumat (28/6/2024).
Dara juga menyatakan
ketertarikannya terhadap program unggulan BH (BPKPAD Hadir) dan Gebyar Sadar
Pajak, yang berulang setiap tahun.
“Menarik karena program
menjemput bola seperti ini bisa mengatasi masalah geografis dan akses
masyarakat yang sulit,” jelasnya.
Kepala Kantor Perwakilan
Bank Indonesia (BI) Tegal Marwadi juga mendukung upaya ini, dengan menyebut
ETPD sebagai upaya bersama untuk mengubah transaksi tunai menjadi non-tunai
guna meningkatkan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan.
Ia juga menyebutkan,
rapat koordinasi wilayah dan high level meeting TP2DD se-eks Karesidenan
Pekalongan sebagai sarana komunikasi dan koordinasi dengan Kemenko.
“Jadi masing masing
Pemda diforum ini bisa menyampaikan masalahnya dimana, kemudian tips dan saran
saran perbaikakan Dimana, Sehingga kita lihat tadi ada beberapa Pemda. Saya
punya masalah seperti ini sosulsinya seperti apa dan langsung disampaikan ke
Kemenko untuk solusi ke depannya,” terangnya.
Sementara itu, Kepala
Bidang Penagihan, Evaluasi, dan Pelaporan Pendapatan Asli Daerah (PAD) BPKPAD
Batang Anisa mengakui, bahwa IETPD Kabupaten Batang sempat mengalami penurunan.
Dari nilai 95 pada tahun 2020, turun menjadi 94 pada tahun 2023, dari sisi
output yaitu dari realisasi pendapatan dari non-tunainya.
“Penggunaan QRIS di kita
hanya 25%, sementara penggunaan non-QRIS mencapai 75%,” ungkapnya.
Meskipun demikian, proses
pelaporan di Kabupaten Batang tetap signifikan dan termasuk yang tertinggi
dibandingkan kabupaten lain di eks Karesidenan.
Anisa berharap, agar ke
depan masyarakat mulai mengarah ke pembayaran non-tunai, seperti pajak dan
retribusi, untuk membantu meningkatkan IETPD Kabupaten Batang.
Program unggulan seperti
BH dan Gebyar Sadar Pajak akan terus dipertahankan dan ditingkatkan dan
perbaikan dengan mendorong pembayaran menggunakan QRIS dan internet banking.
“Kalau di kita kan memang
yang menjadi program unggulan saat ini adalah BH (BPKPAD Hadir) dan Gebyar
Sadar Pajak, karena itu langsung mengenak ke masyarakat dan mempunyai dampak
signifikan terhadap realisasi penerimaan,” ujar dia.
Semoga ke depan peningkatan
penggunaan QRIS dan internet banking dapat menambah penilaian ETPD Kabupaten
Batang. Alhamdulillah, Kabupaten Batang di Jawa Tengah menduduki peringkat 12
untuk IETPD, dan untuk Jawa-Bali peringkat 50. (MC Batang, Jateng/Edo/Sri
Rahayu)